Manjakani Ceritakan Dinamika Rumah Tangga Lewat Album Self-Titled

Grup duo, Manjakani. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Di tengah hiruk-pikuk industri musik yang kerap didominasi oleh tren dan algoritma, Manjakani hadir dengan sesuatu yang berbeda: sebuah album yang lahir dari keheningan rumah, dari tawa anak kecil, dari percakapan larut malam antara dua insan yang saling mencintai.

Album kedua mereka, yang diberi judul self-titled Manjakani, bukan sekadar kumpulan lagu, melainkan catatan hidup yang jujur, hangat, dan penuh makna.

Dibentuk oleh pasangan suami istri Nabilla Syafani dan Muhammad Taufan Eka Prasetya (Topan), Manjakani telah dikenal sebagai duo yang menyuarakan kisah-kisah personal dengan kepekaan musikal yang khas.

Album ini menjadi kelanjutan dari perjalanan musikal mereka setelah menikah, dan kini menjadi orang tua.

Setiap lagu dalam album ini adalah potongan kehidupan nyata—bukan fiksi, bukan imajinasi, melainkan pengalaman yang dialami, dirasakan, dan kemudian diolah menjadi karya.

Album ini diproduseri oleh Ajung Anderson, yang juga menangani mixing dan engineering. Bersama Arbian Octora, Topan, dan Nabilla sebagai co-producer, mereka membangun atmosfer produksi yang kolaboratif dan penuh keintiman.

Proses rekaman dilakukan di dua tempat yang tak kalah personal: Hars Studio dan Rumah Manjakani di Pontianak, Kalimantan Barat—rumah yang juga menjadi ruang tumbuh bagi keluarga kecil ini.

Mastering album ditangani oleh Dimas Pradipta di Sum It! Studio, dengan Carlo Jogi sebagai asisten. Dari sisi visual, Zailanie Fiqrie Yudhistira menyumbangkan desain sampul dan secondary artwork, sementara logo Manjakani dirancang oleh Bagerich.

Dokumentasi fotografi oleh Galih Saputra dan tata rias oleh Maharani melengkapi keseluruhan estetika yang sederhana namun kuat.

Album ini terdiri dari sepuluh lagu, masing-masing membawa tema yang erat dengan dinamika rumah tangga dan relasi manusia.

Lagu Selamat Biru Samudra adalah ajakan menikah sekaligus doa agar cinta tetap bertahan dalam badai kehidupan. Yah! adalah percakapan intim tentang jodoh dan kesetiaan hingga akhir hayat.

Kemudian tembang Angin Lalu berbicara tentang keberanian melawan stigma masa lalu, sementara Dunia Kecil adalah potret kebahagiaan seorang ibu terhadap kehadiran anak.

Lagu Nyali mengangkat tema keberanian memperjuangkan cinta di tengah ketidakpastian, dan Berlayar mengajak pendengar untuk mengikhlaskan perpisahan serta menemukan kedamaian melalui doa.

Sedangkan Usah Marah-Marah Nanti Cepat Tua adalah pengingat akan pentingnya ruang dan jeda dalam hubungan. Lalu Sejenak menyampaikan pesan lembut dari orang tua kepada anak tentang kesabaran dan waktu.

Kemudian Rencana menggambarkan kegelisahan orang tua terhadap masa depan anak-anak mereka, namun juga keyakinan akan rencana Tuhan.

Album ini ditutup dengan Berserah, lagu yang memotret ketenangan dan keikhlasan dalam menjalani hidup yang tak selalu bisa ditebak.

“Album ini adalah rumah kami,” ujar Nabilla. “Kami ingin setiap orang yang mendengarnya merasa diterima, dimengerti, dan ditemani. Baik saat sedang bahagia, maupun saat sedang merasa sendiri.”

Topan menambahkan, "Kami ingin mengajak orang untuk tidak takut menikah. Karena dalam perjalanan bersama, selalu ada cinta yang tumbuh, sabar yang diuji, dan bahagia yang tercipta dari hal-hal kecil setiap hari."

Pesan ini terasa kuat dalam setiap lirik dan aransemen yang disusun dengan penuh ketulusan. Tidak ada ambisi untuk menjadi viral, tidak ada upaya untuk mengikuti tren. Yang ada hanyalah keinginan untuk berbagi, untuk menyentuh hati, dan untuk mengingatkan bahwa kehidupan rumah tangga adalah perjalanan spiritual yang penuh warna.

Album Manjakani dirilis melalui kerja sama dengan label rekaman demajors, dalam format compact disc (CD) dan digital. Mulai 7 November 2025, album ini sudah bisa didengarkan di berbagai platform streaming seperti Spotify, YouTube Music, TikTok Music, Apple Music, dan Langit Musik.

Sementara CD fisiknya tersedia mulai 14 November 2025 melalui situs resmi www.demajors.com dan seluruh jaringan distribusi demajors.

Sebagai bagian dari perayaan peluncuran, album ini akan diputar serentak di 109 coffee shop dan ruang kolektif yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Jawa, Bali, hingga Malaysia.

Pemutaran akan dimulai pukul 20:00 WIB, 21:00 WITA, dan 09:00 PM waktu Malaysia menjadi sebuah langkah yang menunjukkan bahwa musik Manjakani telah menjangkau lintas wilayah dan lintas generasi.

Album ini bukan hanya karya musik, tetapi juga warisan emosional. Ia mengajarkan bahwa cinta bukan tentang kesempurnaan, melainkan tentang kemauan untuk terus belajar, bertumbuh, dan saling menerima.

Ia mengingatkan bahwa rumah bukan sekadar tempat tinggal, tetapi ruang di mana dua hati saling menyembuhkan dan menguatkan.

Dengan album Manjakani, Nabilla dan Topan telah menciptakan sesuatu yang lebih dari sekadar album. Mereka telah menulis surat cinta untuk kehidupan itu sendiri—dalam bentuk lagu. []

Komentar Anda