Jamaluddin Idham Bantu Kuliah Adik Korban Tragedi Sibolga Hingga Selesai

Foto:Anggota DPR-RI, Jamaluddin Idham saat menyerahkan sejumlah bantuan kepada adik Korban Tragedi Sibolga. Foto/Dok/Pribadi

BANDA ACEH — Anggota Komisi XIII DPR RI Fraksi PDI Perjuangan asal Aceh, Jamaluddin Idham, SH, MH, memberikan bantuan biaya pendidikan dan laptop untuk adik almarhum Arjuna Tamaraya (21), korban pengeroyokan dan pembunuhan yang terjadi di Masjid Agung Sibolga, Sumatera Utara.

Bantuan tersebut diberikan setelah Ketua DPD Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Aceh itu mendengar kisah pilu keluarga korban, khususnya kondisi adik Arjuna yang kini berjuang melanjutkan kuliah di Banda Aceh setelah kehilangan kakak sekaligus penopang hidupnya.

“Saya sangat prihatin atas musibah yang menimpa almarhum Arjuna dan keluarganya. Ketika saya dengar adiknya seorang yatim dan dikhawatirkan akan berhenti kuliah, saya tidak bisa tinggal diam,” ujar Jamaluddin Idham di Banda Aceh, Jumat, 7 November 2025.

Ia menegaskan, pihaknya akan memastikan agar adik almarhum dapat melanjutkan pendidikannya hingga selesai. Bahkan, Jamaluddin juga menyebut cita-cita Arjuna harus tetap tercapai, walaupun adiknya telah kehilangan kakak semata wayang.

“Saya akan memastikan adik almarhum mendapat beasiswa berupa SPP hingga tamat kuliah. Ini bentuk kepedulian kita terhadap sesama. Saya juga mengajak masyarakat untuk ikut membantu mewujudkan cita-cita mendiang Arjuna agar adiknya bisa sukses,” tambahnya.

Adik Arjuna, seorang mahasiswi di Banda Aceh bernama Cahaya (19), kini menempuh pendidikan di jurusan Teknik Komputer di salah satu perguruan tinggi di Banda Aceh. Ia mengaku terharu dan tidak menyangka akan mendapatkan perhatian sebesar itu.

Sebelumnya, laptop milik Cahaya sudah tidak layak pakai untuk kegiatan kuliah. Sang ayah pernah berjanji akan membelikan laptop baru pada Maret 2026 mendatang. Namun, takdir berkata lain. Ayahnya berpulang pada April 2025 lalu.

Harapan Cahaya memiliki laptop baru pun pupus. Namun ia selalu dikuatkan oleh Arjuna. Bahkan, jika ada rezeki lebih Arjuna juga menyanggupi akan memberikan laptop untuk adiknya sebagai hadiah. Akan tetapi, keinginan dan harapan yang dimiliki Cahaya pun sirna. Tragedi Masjid Agung Sibolga menyanyat luka bagi Cahaya.

Mendengar kisah tersebut, Jamaluddin Idham merasa terenyuh. Ia langsung memberikan satu unit laptop baru kepada Cahaya agar bisa mengikuti perkuliahan dengan lancar, sekaligus memberikan beasiswa penuh berupa biaya SPP hingga tamat kuliah.

“Abang (Arjuna) selalu bantu kebutuhan saya dan keluarga. Walaupun kerjanya di sana (Sibolga) hanya bantu-bantu nelayan saat melaut, tapi beliau mengerti dan paham akan tanggungjawab. Sekarang rasanya berat sekali. Saya sempat berpikir berhenti kuliah,” ujarnya lirih.

Namun setelah menerima bantuan laptop dan beasiswa dari Jamaluddin Idham, Cahaya kembali bersemangat untuk melanjutkan studinya. Kini asa yang dimiliki Cahaya kembali menjadi harapan.

“Saya tidak menyangka akan ada yang peduli. Saya hanya anak yatim yang kehilangan segalanya. Tapi hari ini, saya seperti diberi semangat baru untuk terus melangkah,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.

Cahaya mengucapkan terima kasih kepada Jamaluddin Idham yang telah membantu mewujudkan cita-citanya dalam pendidikan. Bahkan ia mengaku takjub dan kagum atas kebaikan hati seorang legislatif muda yang memiliki jiwa sosial tinggi seperti Jamaluddin Idham.

"Alhamdulillah ya Allah. Semoga Bapak Jamaluddin Idham murah rezeki, dimudahkan dalam urusan, dijauhkan dari segala halangan dan rintangan yang melintang. Semoga Allah mengabulkan semua niat Bapak Jamaluddin Idham," ucap Cahaya seraya menadah tangan untuk berdoa.

Bagi Jamaluddin Idham, bantuan tersebut bukan sekadar bentuk tanggung jawab sosial, tetapi juga panggilan kemanusiaan. Ia berharap langkah kecil ini dapat menginspirasi pihak lain untuk turut serta membantu masyarakat yang membutuhkan, terutama dalam bidang pendidikan.

“Kita tidak boleh menutup mata terhadap kesulitan di sekitar kita. Setiap anak yang berjuang menuntut ilmu adalah aset bangsa. Memberi beasiswa berarti menyalakan lilin harapan bagi masa depan mereka,” tutup Jamaluddin.

Kisah Cahaya menjadi bukti bahwa di tengah duka dan kehilangan, masih ada tangan-tangan yang peduli. Bantuan yang diberikan Jamaluddin Idham bukan hanya menyelamatkan pendidikan seorang anak yatim, tetapi juga menghidupkan kembali mimpi dan semangat untuk masa depan yang lebih baik. []

Komentar Anda