Jakarta - Dua nama yang belakangan ini kerap disebut dalam lanskap musik independen Indonesia, Aldy Amis dan Enau, kembali menunjukkan kekuatan kolaborasi mereka lewat sebuah mini album bertajuk 50/50.
Yang menarik dari 50/50 bukan hanya isi lagunya, tetapi cara keduanya bekerja. Aldy Amis dan Enau membagi peran secara setara dalam proses kreatif, mulai dari penulisan hingga produksi.
Tidak ada yang lebih dominan, tidak ada ego yang mendikte arah. Hasilnya adalah karya yang terasa utuh dan organik.
Aldy dikenal dengan lirik-lirik yang tajam dan personal, sementara Enau membawa pendekatan sinematik dan eksperimental dalam produksi. Dalam EP ini, keduanya menyatu tanpa saling menenggelamkan.
"Kami ingin membuat sesuatu yang benar-benar seimbang, kata Aldy.
"Setiap lagu di '50/50' adalah potongan dari percakapan panjang kami tentang hidup, kehilangan, dan hal-hal kecil yang sering kita abaikan," sahut Enau.
EP 50/50 kini sudah bisa didengarkan di berbagai platform digital seperti Spotify, Apple Music, dan YouTube Music.
Untuk mengikuti perkembangan mereka, publik bisa mengunjungi akun media sosial @aldyamis dan @aku.enau.
Setelah sebelumnya menggugah pendengar dengan single Rumah Terakhir, kini mereka menyajikan empat lagu yang menjadi refleksi dari perjalanan emosional yang jujur dan berani.
Mini album ini terdiri dari Ai', Jangan Mati Dulu, Lepas (Demo Version), dan Rumah Terakhir. Masing-masing lagu menyimpan narasi yang berbeda, namun saling melengkapi.
Lagu Ai' membuka dengan nuansa kehilangan yang lembut, sementara Jangan Mati Dulu menjadi titik paling emosional, berbicara tentang bertahan hidup dan memberi ruang bagi diri sendiri.
Single Lepas dalam versi demo memperlihatkan sisi mentah yang intim, dan lagu Rumah Terakhir menutup EP dengan kesan simbolis — tempat di mana dua perspektif bertemu dalam kejujuran. []