BKKBN Sulsel Kolaborasi dengan Lantamal VI Turunkan Angka Stunting

BKKBN Sulsel berkolaborasi dengan Lantamal VI turunkan angka stunting. (Foto: BKKBN)

Makassar - Pangkalan Utama TNI Angakatan Laut (Lantamal) VI Makassar siap berkolaborasi dengan BKKBN provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) dalam upaya menurunkan angka stunting.

Hal ini diungkapkan Asisten Potensi Maritim (Aspotmar) Danlantamal VI Makassar, Kolonel Laut (KH) Dr. Bahtiar, dalam kunjungannya di Kantor Perwakilan BKKBN Provinsi Sulsel, Jumat (7/7/23).

Bahtiar mengatakan kunjungan Tim Lantamal VI Makassar ini dalam rangka membahas dukungan TNI AL dalam upaya percepatan penurunan stunting.

Disebutkan pada 18 Juli akan dilaksanakan  "Program Keluarga Keren Bebas Stunting" kolaborasi BKKBN dan TNI Angkatan Laut dengan melibatkan seluruh pakalan angkata laut yang ada diseluruh Indonesia.

"TNI Angkatan Laut akan melaksanakan Program Keluarga Keren Cegah Stunting yang dipusatkan di perairan Sumenep dan Masalembo dengan menggunakan KRI Bantu Rumah Sakit berkolaborasi dengan BKKBN, lewat kunjungan ini untuk membangun sinergitas dan kerja sama sekaligus memperoleh petunjuk terkait kegiatan apa yang dapat disinergikan program ini," ujar Bahtiar.

Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Shodiqin, menyambut baik rencana keterlibatan TNI AL dalam upaya penanganan stunting.

Menurutnya untuk menurunkan angka prevalensi stunting, dibutuhkan kerjasama dan sinergitas lintas sektor termasuk TNI.

"Angka stunting di Sulsel masih cukup tinggi di atas angka Nasional, dimana data SSGI tahun 2022 angka stunting Sulsel sebesar 27,2 persen turun hanya 0,2 persen dari tahun 2021 yaitu 27,4 persen,"ujar Shodiqin.

"Kondisi ini menggambarkan butuh dukungan dari seluruh pihak dalam mempercepat penurunan stunting,"sambungnya.

Lebih lanjut, Shodiqin menyebutkan upaya pencegahan stunting dilakukan melalui pendekatan keluarga dengan pencegahan stunting baru dengan fokus pada keluarga berisiko stunting.

"Kita memiliki program BAAS atau Bapak Bunda Asuh Anak Stunting, lewat program ini kita memberikan bantuan kepada keluarga berisiko stunting dengan makanan protein hewani seperti telur sebanyak satu butir setiap hari selama enam bulan,"ungkap Shodiqin.

"Selain itu kita juga mendorong pemanfaatan pangan lokal untuk pemenuhan gizi keluarga lewat Program DASHAT atau Dapur Sehat Atasi Stunting,"pungkasnya. []

Komentar Anda