Makassar - Alumni Talk telah memasuki edisi ketujuh. Kali ini, Alumnus Nobel Indonesia Institute dari program studi Manajemen, Ibrahim didapuk menjadi pembicara pada Rabu (19/11).
Owner Itio Farm itu berbagi wawasan hingga pengalamannya, semasa aktif kuliah.
Dalam sesi yang bertemakan "Cerdas melihat peluang untuk menciptakan solusi di tengah tantangan persaingan pasar", Ibe sapaan akrabnya mengatakan peluang tercipta dari sebuah masalah bukan dari zona nyaman.
"Kunci menghadapi persaingan kemampuan kita dalam mengatasi masalah (problem solving) dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar," terangnya di Kampus Nobel Indonesia, Jalan Sultan Alauddin.
Ia melanjutkan bahwa kemampuan inti yang harus dimiliki generasi muda saat ini adalah problem solving dan inovasi yang relevan dengan kebutuhan pasar.
Keduanya menjadi modal utama agar mampu bertahan dalam persaingan sekaligus membuka jalan untuk membangun usaha yang bernilai.
“Kunci menghadapi persaingan adalah kemampuan kita dalam mengatasi masalah dan menghasilkan inovasi yang benar-benar dibutuhkan pasar,” tambahnya.
Melalui Alumni Talk ini, Ibe bukan hanya membagikan teori, tetapi juga kisah nyata bagaimana ia memulai Itio Farm, jatuh bangun yang pernah dialami, hingga strategi untuk membaca arah pasar.
Ia berharap mahasiswa dapat lebih berani mengambil inisiatif, menggali masalah di sekitar mereka, lalu mengubahnya menjadi peluang yang bisa memberi manfaat bagi masyarakat luas.
"Keberanian untuk mengambil langkah pertama menjadi penentu apakah sebuah ide dapat berkembang atau tidak. Kadang kita menunggu semuanya sempurna, padahal yang kita butuhkan adalah keberanian untuk mulai. Dari situ peluang baru muncul,” ungkapnya.
Ia juga berpesan agar mahasiswa tidak hanya fokus pada hasil akhir, tetapi menikmati proses belajar, gagal, mencoba ulang, hingga menemukan pola yang tepat.
"Jangan takut gagal. Gagal itu bagian dari proses menemukan strategi yang paling cocok untuk diri kita. Yang penting terus bergerak Semesta tidak menanyakan seberapa panjang hidupmu, melainkan seberapa dalam maknamu. Karena itu, jadilah manusia yang bernilai.," tutupnya. []