Jelang Pemilu 2024, AJI Makassar Gelar Pelatihan Cek Fakta

Pelatihan cek fakta, yang digelar AJI Makassar. (Foto: AJI Makassar)

Makassar - Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Kota Makassar mengadakan pelatihan cek fakta dan verifikasi informasi jelang Pemilihan Umum 2024 mendatang.

Sebanyak 20 jurnalis dilatih melakukan pemeriksaan fakta dan verifikasi terkait pemilu daerah serta kelompok minoritas.

Kegiatan ini berlangsung di Vasaka Hotel, Makassar, pada tanggal 14-15 Oktober 2023.

Pada hari pertama pelatihan, dua pengajar cek fakta dari AJI Indonesia, yakni Nurdin Amir dan Inggried Dwi Wedhaswary memaparkan materi terkait informasi sesat yang mungkin muncul menjelang pemilu.

Nurdin Amir menjelaskan contoh-contoh misinformasi, disinformasi, dan malinformasi, serta mengingatkan tentang potensi penyebaran informasi palsu yang tinggi menjelang pemilu.

Ia menekankan peran krusial jurnalis dan media dalam memberikan informasi yang akurat.

“Peran kita (jurnalis) penting untuk memberikan informasi yang benar,” kata Nurdin Amir, Sabtu 14 Oktober 2023.

Dia juga menegaskan, dari data penyebaran informasi tidak akurat pada tahun 2019 mencatat sebanyak 1.467 informasi sesat. Dengan mayoritas tersebar di platform seperti Facebook, Twitter, dan WhatsApp.

“Jadi, beragam dan pola sebaran hoaks jelang pemilu 2019. Ini bisa saja meningkat Tahun 2024,” tutur Ketua AJI Makassar periode 2019-2022.

Dia juga memberi perhatian jika Facebook menjadi platform yang sangat rentan terhadap penyebaran informasi palsu, karena penggunaannya yang tersebar luas hingga pelosok-pelosok.

Ketua AJI Makassar periode 2019-2022 ini juga menyoroti isu-isu yang menjadi sasaran informasi sesat, seperti Capres-Cawapres, legislatif, dan penyelenggara pemilu.

Hanya saja tren penyebaran hoaks di tahun politik mendatang belum dapat diprediksi.

"Ini membuktikan betapa pentingnya peran jurnalis dalam menghadapi penyebaran informasi palsu," ujar Nurdin Amir.

Sementara itu, Inggried Dwi Wedhaswary menambahkan jika penyebaran informasi palsu di Facebook masih menjadi perhatian utama. Tetapi ia memprediksi bahwa platform digital TikTok akan mendominasi dalam tahun politik mendatang.

"Pemilih generasi Z saat ini banyak menggunakan TikTok, dan sirkulasi informasi palsu di sana semakin meningkat. TikTok belum memiliki mekanisme yang efektif untuk menangani hal ini, yang bisa menjadi masalah pada tahun 2024," tambahnya.

Inggried yang merupakan anggota tim cek fakta Kompas.com juga menekankan pentingnya verifikasi informasi dengan menggabungkan lima pilar penting, yaitu asal-usul, waktu, lokasi, sumber, dan motivasi, sebagai langkah kunci dalam memastikan kebenaran informasi yang diterima.

“Komentar narasumber termasuk pejabat tidak serta-merta kita percaya,” tutur dia.

Dengan pelatihan ini, AJI Makassar berupaya mempersiapkan jurnalis untuk menghadapi tantangan informasi palsu yang mungkin muncul menjelang Pemilu 2024.

Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk memastikan bahwa informasi yang disebarkan kepada masyarakat tetap akurat dan dapat dipercaya. []

Komentar Anda