Patrick Winata dan Project 24 Cetak Rekor Dunia untuk Harapan Anak Pengidap Kanker

Poster gelaran Guinness World Record Attempt – The Most Boxing Pad Punching Rounds in 24 Hours dari Project 24. (Foto: Istimewa)

Jakarta - Kota Jakarta menjadi saksi sebuah aksi luar biasa dalam gelaran Guinness World Record Attempt – The Most Boxing Pad Punching Rounds in 24 Hours yang berlangsung di House of Champion – QBIG BSD.

Sepanjang acara, panggung musik diisi oleh musisi bertumbuh Indonesia seperti Albert Tanabe, Aya, Yoan, Danes Rabani, William Sihombing, Sun D, MisterNobody, Sarambang, dan Drewgon. Penampilan mereka menjadi elemen penting dalam menyampaikan semangat solidaritas dan perubahan melalui seni.

Dukungan juga datang dari berbagai tokoh publik dan selebriti, termasuk Andy F. Noya, Daud Yordan, Marco dan Marlo, Melanie Subono, Nirina Zubir, dan Jolene Marie.

Dari kalangan pejabat, hadir Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat, Menteri Sosial Saifullah Yusuf (Gus Ipul), dan Sekjen Perbati Hengky Silatang. Kehadiran mereka memperkuat pesan bahwa acara ini menyatukan berbagai lapisan masyarakat.

Tokoh spiritual seperti Ustadz Derry, Banthe Dhirapunno, dan Rama Antara turut hadir, menambahkan dimensi reflektif dalam acara yang sarat makna ini.

Dimulai pukul 13.00 WIB pada 31 Oktober 2025 dan berakhir pukul 13.00 siang keesokan harinya, acara ini disiarkan langsung melalui kanal YouTube Paris Pernandes dan menggabungkan olahraga, musik, serta misi kemanusiaan.

Patrick Winata, mantan atlet combat sport dan aktor, menjadi pusat perhatian dengan aksi memukul boxing pad selama 24 jam tanpa henti. Sebagai pendiri Project 24, Patrick menyebut bahwa aksi ini terinspirasi dari pengalamannya bersama anak-anak pengidap kanker.

Ia berharap masyarakat tak hanya menonton, tetapi juga ikut berdonasi melalui situs BenihBaik.com untuk mendukung Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI).

"Tonton acaranya dan jangan lupa berdonasi. Berdonasi sih yang penting," kata dia.

Albert Tanabe, salah satu musisi yang tampil, mengajak publik untuk berpartisipasi aktif dalam penggalangan dana.

"Intinya sih donasi ya. Ayo teman-teman semua, siapa pun kalian, mari berdonasi," ujarnya.

Lebih dari sekadar pemecahan rekor, acara ini menjadi simbol kekuatan kolektif dan kepedulian sosial. Ketika olahraga, seni, dan empati bersatu, lahirlah gerakan yang tak hanya menginspirasi, tetapi juga memberi harapan nyata bagi mereka yang membutuhkan. []

Komentar Anda