Deputi Dalduk BKKBN RI Bahas Penanganan Stunting di Unhas

Deputi Pengendalian Penduduk (Dalduk) BKKBN RI, Bonivasius Prasetyo Ichtiarto beserta rombongan, diterima Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa.

Makassar - Deputi Pengendalian Penduduk (Dalduk) BKKBN RI, Bonivasius Prasetyo Ichtiarto, mengunjungi Universitas Hasanuddin.

Kedatangannya untuk membahas program Percepatan Penurunan Stunting bersama Rektor Unhas, di Ruang Rektor Unhas, Lantai 8 Gedung Rektorat, selasa 1 November 2022.

Deputi Dalduk BKKBN, Bonivasius dalam pertemuaan itu mengatakan selain membahas bersama upaya strategis pencegahan dan penanganan Stunting, pertemuan ini sekaligus mendorong Universitas Hasanuddin menjadi Koordinator Konsorsium Perguruan Tinggi Peduli Kependudukan di Indonesia Timur.

Turut hadir dalam kesempatan itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Ritamariani, dan Direktur Kerja sama Pendidikan Kependudukan BKKBN, Edi Setiawan.

Bonivasius menyampaikan, dalam penanganan Stunting dibutuhkan peran strategis perguruan tinggi untuk bersama sama menyelesaikan permasalahan stunting di Indonesia.

Dirinya berharap, Unhas dan BKKBN bisa bersinergi dalam penanganan stunting.

Dalam kesempatan itu, Bonivasius menyampaikan ungkapan terima kasih atas keterlibatan aktif Unhas dalam mendorong pencegahan dan penanganan stunting.

Ditambahkan, saat ini ada dua isu kependudukan yang selalu diperbincangkan yaitu penanganan Stunting dan penghapusan Kemiskinan Ekstrem.

“Kemiskinan ekstrem kemungkinan bisa dihapus jika penanganan stunting bisa dikendalikan” ujar Bonivasius.

Bonivasius menyebutkan sebagai koordinator Percepatan Penurunan Stunting, BKKBN telah melakukan berbagai upaya dan kerjasama dengan melibatkan berbagai pihak, salah satunya perguruan tinggi dengan meluncurkan program Mahasiswa Peduli Stunting atau disebut Mahasiswa Penting.

Ia menilai jika mahasiswa memiliki peran strategis dalam melakukan edukasi dan pendampingan kepada masyarakat khususnya keluarga berisiko Stunting.

“Pencegahan Stunting dilakukan bahkan pada masa prakonsepsi, maka dari itu edukasi pada masyakat sangat penting dilakukan dengan melibatkan mahasiswa-mahasiswa yang ada di perguruan tinggi” terang Bonivasius.

Sementara itu, Rektor Unhas, Prof. Jamaluddin Jompa, menyatakan siap berkolaborasi dengan BKKBN dalam mengawal generasi anti Stunting.

Prof. Jamaluddin menyampaikan beberapa program strategis Unhas dalam mendorong pencegahan dan penanganan stunting.

Dirinya menjelaskan, seluruh fakultas utamanya Fakultas Kedokteran dan Kesehatan masyarakat banyak terlibat melakukan pendampingan pada ibu hamil hingga melahirkan pada 1000 hari pertama kehidupan.

“Unhas sudah bergerak melalui Gerakan Kampus Peduli Stunting dengan menggandeng pemerintah daerah melalui berbagai program yang melibatkan dosen serta mahasiswa untuk terjun langsung kepada masyarakat,"ungkap Rektor Unhas

"Ini menjadi komitmen Unhas untuk terlibat dalam permasalahan stunting, dan tentunya kami siap berkolaborasi dengan BKKBN,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia mengatakan untuk mengoptimalkan pencegahan dan penanganan stunting, peran perguruan tinggi sangat dibutuhkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam penanganan stunting.

Menurutnya, perguruan tinggi mempunyai kontribusi dalam memberikan dukungan terhadap berbagai kebijakan pemerintah. Jika seluruh kampus bersinergi, maka akan lahir generasi Indonesia yang berkualitas dan penanganan stunting dapat terlaksana secara optimal.

“Mahasiswa sebagai agent of change diharapkan dapat menjadi tumpuan kita untuk melakukan edukasi pencegahan stunting,” ungkapnya.

Disebutkan jika program 1000 Hari Pertama kehidupan merupakan salah satu program yang masih dijalankan Universitas Hasanuddin Sejak tahun 2015 dimana setiap mahasiswa mendampingi seorang ibu hamil.

Pendampingan tersebut dimulai sejak seorang wanita dinyatakan hamil hingga anak berumur 2 tahun.

Kedua program ini bisa dikolaborasi sebagai gerakan moral mengawal generasi emas anti Stunting. []

Komentar Anda