Ada 734 Janda Baru Pasca Pandemi di Gowa, Ini Kata Sosiolog

Anshar Aminullah, Sosiolog Universitas Indonesia Timur. (Foto: Dok Anshar)

Gowa - Kabar kurang mengenakan datang dari Kabupaten Gowa, dimana saat pemerintah sedang giatnya menangani pandemi Covid-19, namun justru banyak pasangan yang bercerai.

Kabar terbaru, sejak Januari hingga Oktober 2021 ada 934 kasus perceraian yang dicatat Pengadilan Agama Negeri Sungguminasa. Mirisnya dari 934 kasus, ada 734 kasus istri yang menggugat cerai suaminya.

Menurut Sosiolog Universitas Indonesia Timur, Anshar Aminullah, perceraian adalah hal unik dalam pendekatan sistem religi, dibolehkan agama namun dibenci oleh Allah. Perceraian ini selain sebagai solusi juga sebagai jalan darurat jika sebuah ikatan suami-istri sudah sulit dipertahankan.

"Fenomena tingginya angka perceraian di kabupaten Gowa selama pandemi memang menjadi hal yang mengundang rasa prihatin kita. Dalam pendekatan perubahan sosial, seiring kemajuan jaman, terjadi perubahan makna dan pergeseran nilai serta makna sebuah perkawinan, perkawinan terkadang hanya sebagai sebuah proses akad,"ujar Anshar, Kamis 14 Oktober 2021.

Menurut Anshar, ruang-ruang privat baik suami maupun sang istri kadang terbuka bagi orang luar khususnya melalui media sosial seperti, Facebook, Instagram dan WhatsApp menjadi media terbaik buat menjejaki ruang privat mereka.

"Komitmen bersama menjalani berbagai tekanan kehidupan termasuk tekanan ekonomi tak begitu kuat sehingga terjangan efek pandemi membuatnya rapuh bahkan terlepas total yang berujung pada perceraian,"tuturnya.

Namun, kata dia perlu juga ditelusuri lebih mendalam kondisi real penyebab perceraian tersebut. Masyarakat Gowa itu adalah orang-orang yang menjunjung tinggi nilai kesakralan sebuah pernikahan.

Maka tak salah jika kita mempertanyakan apakah yang bercerai ini adalah masyarakat asli Gowa atau hanya kebetulan berdomisili di Gowa.

"Ini tentu berefek pada stigma perempuan-perempuan dari Kabupaten Gowa, sekaligus menjadi pelajaran berharga tentunya. Efek pasca perceraian ini juga akan sangat memprihatinkan pada generasi mendatang, mengingat dari setiap pasangan tersebut tentu memiliki anak-anak yang akan sangat terganggu psikologisnya dalam jangka panjang,"tutupnya. []

Komentar Anda