Ketika Subuh Berjamaah: Masjid Menyapa Langit dan Menyentuh Perut Lapar

Pagi berjamaah di Masjid Jami’ Al-Munawwaroh, Graha Prima Mangunjaya, Bekasi, Minggu, 27 Juli 2025.(Foto:Istimewa)

Bekasi — Fajar belum sepenuhnya merekah ketika lebih dari 500 jamaah memenuhi saf Masjid Jami’ Al-Munawwaroh, Graha Prima Mangunjaya, Bekasi, Minggu, 27 Juli 2025. 

Subuh ini bukan hanya tentang ibadah, tapi tentang membagi kasih, menyapa yang lapar, dan merawat bumi. Inilah bentuk iman yang kaffah

Dalam keheningan pagi, gema takbir Subuh menggema lantang, menandai semangat yang hangat dan tulus.

Inilah wajah Islam yang hidup: Gerakan Subuh Berjamaah dan Berbagi, sebuah inisiatif yang telah berlangsung rutin selama dua tahun, dan kini memasuki edisi ke-20.

Usai shalat dan tausiyah, aktivitas tak berhenti. Jamaah menikmati sarapan hangat hasil urunan warga. 

Tak hanya itu, mereka juga membawa pulang paket beras, sayur segar, dan lauk-pauk yang dikumpulkan dari, oleh, dan untuk jamaah.

Semua itu dibagikan tanpa plastik sekali pakai. Jamaah diminta membawa kantong belanja pribadi sebagai bagian dari komitmen masjid terhadap lingkungan.

Kyai Usamah Zahid, Wakil Ketua BAZNAS Kabupaten Bekasi yang hadir pagi itu, tak menyembunyikan kekagumannya.

“Shalat Subuh di sini seperti Lebaran, ramai sekali. Ini luar biasa. Masjid ini bukan hanya tempat ibadah, tapi pusat kehidupan. Ekologis, inklusif, dan sangat humanis,” ujarnya.

Ketua DKM, Mohamad Miqdad, menegaskan bahwa ini bukan sekadar kegiatan bulanan, tetapi visi jangka panjang.

“Kami ingin membangun masjid yang benar-benar menyentuh realitas umat. Subuh ini bukan hanya tentang ibadah, tapi tentang membagi kasih, menyapa yang lapar, dan merawat bumi. Inilah bentuk iman yang kaffah,” jelasnya.

Di tengah kesederhanaan sarapan dan gotong royong sayur-mayur, masjid ini tengah membangun sesuatu yang besar: harapan baru tentang Islam yang membumi, menyatu, dan penuh cinta.[] 

Komentar Anda