Keluarga Akui Dokter Meninggal di Bulukumba Usai Vaksin Tahap III Punya Komorbid

Almarhumah dokter Andi Yuwardani. (Foto: Alur/ Ist)

Bulukumba - Seorang dokter di sebuah rumah sakit di Kabupaten Bulukumba, Sulsel meninggal dunia usai mendapatkan vaksinasi Covid-19 ketiga.

Pihak keluarga juga telah mengikhlaskan kematian itu dan menyebut sang dokter memang memiliki riwayat kesehatan.

“Artinya kan begini, almarumah dokter tersebut kan memang ada komorbidnya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Bulukumba, Dokter Wahyuni, Kamis 26 Agustus 2021.

Menurutnya, tim investigasi KIPI Provinsi juga telah turun hari ini dan menemui pihak keluarga dari dokter Andi Yuwardani Makmur. Pihaknya meminta masyarakat bersabar menunggu hasil investigasi tersebut.

“Sudah bertemu dengan pihak keluarga. Yang jelas mereka menganggap kematian karena ada riwayat hipertensi. Kan di divaksin hari Jumat, tapi tunggu hasil investigasi ini,” ucapnya.

Sementara itu, perwakilan keluarga Andi Yuswardani, Makmur Asbar mengatakan mengikhlaskan kematian dokter spesialis kejiwaan ini. Mereka menghargai perhatian dari seluruh masyarakat atas peristiwa ini.

"Kami Pihak Keluarga telah mengikhlaskan kepergian Almarhumah dan menerima itu sebagai takdir dari Allah SWT. Kami sangat menghargai perhatian dari masyarakat atas masalah ini. Kami memahami bahwa Almarhumah sudah menjadi milik masyarakat karena berprofesi sebagai pelayan masyarakat,” kata Makmur kepada wartawan.

Keluarga Andi Yuwardani juga menghargai perhatian dari pemerintah dengan adanya Tim Investigasi dan siap memberikan keterangan sesuai yang dibutuhkan.

"Kiranya berita yang muncul tidak menimbulkan polemik dan menambah beban keluarga yang masih sedang berduka cita,” ucapnya.

Sebelumnya, Andi Yuwardani Makmur mengambil vaksinasi ketiga pada Jumat 20 Agustus 2021 lalu. Sebelum divaksinasi, Andi Yuwardani dinyatakan sehat dan tidak memiliki keluhan apapun sehingga proses vaksinasi tetap dilanjutkan.

Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sulsel Ichsan Mustari menyebut informasi meninggalnya dokter ini telah diketahui pihaknya. Oleh karenanya pihaknya menunggu hasil investigasi yang dilakukan oleh tim Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) tingkat kabupaten dan Provinsi.

“Saya kira saat ini tim KPI melakukan investigasi tentu, karena begitu memang prosedurnya kalau ada dugaan itu tim KIPI Kabupaten dan KIPI Provinsi melakukan investigasi,” tambah Ichsan. []

Komentar Anda