Tips Cegah Kebakaran dan Kesetrum Akibat Kebocoran Listrik

Tips Cegah Kebakaran dan Kesetrum Akibat Kebocoran Listrik (Foto: Ist)

Jakarta. Kebakaran akibat korsleting listrik masih menjadi salah satu ancaman serius di Jakarta dan berbagai wilayah lainnya. 

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Rano Karno, baru-baru ini menyatakan bahwa hampir 90% kebakaran di ibu kota disebabkan oleh korsleting listrik yang umumnya berawal dari kelalaian serta instalasi listrik yang tidak memenuhi standar keamanan.

Kondisi ini menunjukkan pentingnya upaya pencegahan sejak dari rumah, melalui langkah-langkah sederhana namun efektif.

Berikut adalah lima langkah penting yang bisa Anda lakukan agar rumah terlindung dari risiko kebakaran akibat korsleting listrik.

1.Gunakan Stopkontak Secara Bijak dan Biasakan Memutus Aliran Listrik Saat Tidak Digunakan

Mematikan dan mencabut peralatan elektronik yang tidak digunakan adalah kebiasaan sederhana namun sangat efektif untuk mencegah korsleting listrik.

Perangkat seperti dispenser, setrika, kipas angin, dan rice cooker sebaiknya dicabut dari stopkontak setelah digunakan.

Selain mengurangi risiko kebakaran, langkah ini juga membantu menghemat konsumsi listrik harian. 

Sama pentingnya, pastikan stopkontak yang digunakan memiliki kualitas baik dan memenuhi standar keamanan. 

Stopkontak dengan bahan plastik yang tidak tahan panas atau tidak dirancang untuk arus tinggi berisiko meleleh, terbakar, dan memicu kebakaran di rumah.

2. Periksa dan Rawat Sistem Kelistrikan Secara Teratur

Membiasakan diri memeriksa instalasi listrik di rumah secara rutin dapat membantu melindungi keluarga Anda dari risiko korsleting yang kerap memicu kebakaran. 

Pastikan kabel-kabel listrik di area yang sering digunakan seperti dapur, kamar tidur, dan ruang keluarga dalam kondisi baik, tidak ada stop kontak yang longgar atau kelebihan beban, serta segera ganti perangkat listrik yang sudah usang atau rusak. 

Perawatan sederhana ini tidak hanya menjaga keselamatan, tetapi juga meningkatkan kenyamanan hunian dan memastikan instalasi listrik tetap optimal.

3. Lengkapi Rumah Anda dengan Alat Pemadam Api Ringan (APAR) dan Terapkan Keselamatan Kebakaran

Memiliki APAR di rumah adalah bentuk perlindungan awal yang penting untuk mengantisipasi kebakaran, terutama yang dipicu korsleting listrik. 

Tempatkan APAR di titik-titik strategis seperti dapur atau dekat panel listrik, dan pastikan seluruh penghuni memahami cara penggunaannya. 

Seperti yang disampaikan oleh Wakil Gubernur Rano Karno, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mendorong kepemilikan APAR di setiap RT sebagai bagian dari penguatan kesiapsiagaan masyarakat. 

4. Pastikan Instalasi Listrik Anda Memenuhi Standar Keselamatan dan Dikerjakan oleh Instalatur Bersertifikat

Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno, menyatakan bahwa pengawasan instalasi listrik di lingkungan permukiman akan terus diperkuat sebagai langkah pencegahan terhadap kebakaran akibat korsleting. 

Bagi konsumen, memastikan instalasi listrik di rumah ditangani oleh instalatur yang memiliki Sertifikat Kompetensi Tenaga Teknik Ketenagalistrikan (SKTTK) adalah langkah penting. 

Sertifikasi ini dikeluarkan oleh Kementerian ESDM sebagai bukti bahwa teknisi telah memenuhi standar keselamatan kelistrikan nasional dan memiliki kemampuan memasang perangkat listrik dengan benar.

Selain itu, instalasi listrik juga harus mengikuti standar teknis yang ditetapkan dalam PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik). 

PUIL mewajibkan penggunaan peralatan listrik yang telah memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) untuk memastikan sistem kelistrikan di rumah aman dan andal.

Salah satu contohnya adalah penggunaan kabel dengan ukuran yang sesuai kapasitas arus listrik, guna mencegah panas berlebih atau korsleting. 

Mematuhi standar ini bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tapi juga bagian penting dari menjaga keselamatan keluarga dan mencegah risiko kebakaran di rumah.

Untuk mendukung pemerintah dalam mencegah potensi kebakaran, Schneider Electric secara aktif menjalankan kampanye nasional Gerakan Listrik Aman guna meningkatkan kesadaran masyarakat sekaligus memperkuat kompetensi instalatur listrik di lapangan. 

Lebih dari 7.800 instalatur dari 15 asosiasi dan komunitas di 10 kota besar di Indonesia telah menerima pelatihan instalasi listrik hunian dari Schneider Electric.

Meski begitu, pelatihan ini tidak menggantikan sertifikasi resmi dari pemerintah, melainkan menjadi pendukung penting untuk memastikan para instalatur benar-benar siap memasang sistem kelistrikan yang andal dan sesuai regulasi.

5. Gunakan GPAS (RCCB/RCBO) untuk Proteksi Tambahan dari MCB

Miniature Circuit Breaker (MCB), atau yang dikenal sebagai anti korsleting, adalah perangkat pengaman listrik yang secara otomatis memutus aliran listrik saat terjadi korsleting atau beban berlebih. 

Namun, penting untuk memastikan MCB yang digunakan memiliki kualitas baik dan sesuai standar keamanan. 

Penggunaan MCB berharga murah tanpa jaminan mutu berisiko gagal atau terlambat memutus arus, terutama jika bahan pembuatnya tidak tahan panas saat korsleting terjadi sehingga hal ini justru dapat menjadi pemicu kebakaran.

Meskipun MCB penting untuk mencegah korsleting dan beban berlebih, perlindungan instalasi listrik tidak cukup dengan satu perangkat saja. 

Diperlukan juga Gawai Proteksi Arus Sisa (GPAS) atau Residual Current Circuit Breaker (RCCB), yang berfungsi memutus aliran listrik secara otomatis saat terdeteksi kebocoran arus, bahkan arus sekecil 30 mA. 

Karena saling melengkapi, penggunaan MCB dan RCCB secara bersamaan menjadi standar wajib dalam instalasi listrik rumah tangga untuk memastikan perlindungan maksimal sesuai regulasi yang berlaku.

GPAS atau RCCB Domae dari Schneider Electric hadir sebagai solusi proteksi kelistrikan yang ideal untuk sektor hunian seperti rumah dan apartemen.

Domae tersedia dalam dua varian sensitivitas, yaitu 30 mA untuk membantu melindungi manusia dari risiko sengatan listrik, serta 300 mA yang dirancang untuk membantu mencegah potensi bahaya kebakaran akibat arus sisa.

Seperti yang disampaikan oleh Martin Setiawan, President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, bahwa “Schneider Electric berkomitmen untuk membantu masyarakat mengenali risiko kelistrikan sejak dini dan mendorong penggunaan perangkat proteksi seperti MCB dan RCCB secara tepat. 

Melalui kampanye Gerakan Listrik Aman, "kami secara konsisten memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai langkah nyata untuk mencegah potensi kebakaran di rumah akibat korsleting atau kebocoran arus listrik," kata Martin melalui surat elektronik, Senin (28/7/2025).

"Kami percaya bahwa dengan meningkatkan kesadaran dan akses terhadap sistem kelistrikan yang aman dan sesuai standar, kita dapat melindungi lebih banyak keluarga dan menciptakan lingkungan hunian yang lebih terlindungi," ungkapnya menambahkan.

Menurut dia, peralatan dan alat proteksi listrik adalah investasi jangka panjang untuk kenyamanan dan keamanan rumah. 

Karena itu, lanjut Martin, pastikan Anda hanya menggunakan perangkat yang sudah terbukti kualitas dan keandalannya. Jangan tergoda harga murah, karena nyawa keluarga jauh lebih berharga daripada penghematan sesaat.

Ia menegaskan, dengan menerapkan lima langkah perlindungan kelistrikan di rumah, Anda tidak hanya meningkatkan keamanan bagi keluarga, tetapi juga mencegah risiko korsleting dan kebakaran yang dapat merugikan secara materi maupun nyawa. 

Ia menambahkan, langkah-langkah ini, merupakan bagian penting dari upaya membangun hunian yang lebih aman, andal, dan sesuai standar, sekaligus mendukung terciptanya budaya keselamatan listrik di masyarakat.[]

Komentar Anda