Salurkan Bantuan Stunting, BKKBN Teken MoU dengan Pelindo

BKKBN menndatangani MoU dengan Pelindo. (Foto: BKKBN)

Makassar - Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, menandatangani nota kesepahaman bersama PT. Pelabuhan Indonesia (Persero).

Hal itu terkait penyaluran bantuan penanganan anak stunting di Kabupaten Takalar bertempat di Aula Pertemuan Kantor PT. Pelindo Makassar, Rabu (29/11/23).

Direktur Sumber Daya Manusia dan Umum, PT. Pelindo (Persero), Ichsanuddin Usman mengatakan penyaluran bantuan ini merupakan donasi dari para pekerja pelabuhan yang tergabung dalam Serikat Pekerja Pelabuhan Indonesia (SPPI), Mutiara Pelindo dan jajaran manajemen direksi PT. Pelindo.

"Apa yang kami lakukan ini tidak besar, tetapi harapan kami dapat menjadi pencetus gerakan bersama untuk peduli kepada sesama, dimana insan Pelindo bisa menjadi bagian dari gerakan peduli anak stunting," sebut Ichsanuddin.

Lebih lanjut dikatakan jumlah donasi yang akan disalurkan melalui Dompet Pelindo Peduli sekitar 800 juta merupakan hasil penggalangan dana dari seluruh pekerja Pelindo se-Indonesia.

"Untuk tahap pertama bantuan telah disalurkan di Papua kemudian Takalar, karena kami melihat angka stunting di Takalar masih tinggi di atas Nasional dan Sulawesi Selatan," jelas Ichsanuddin.

Ditambahkan Ichsanuddin, bantuan ini nantinya akan diberikan kepada 16 anak stunting di Kabupaten Takalar dan akan dilakukan pendampingan selama 6 bulan, dengan demikian diharapkan dalam rentan tersebut akan terbebas dari stunting.

Ichsanuddin menegaskan mengentaskan stunting bukan hanya tugas pemerintah, tetapi menjadi tanggung jawab seluruh pihak, stunting menjadi ancaman bangsa indonesia dalam mewujudkan indonesia emas 2045.

"Kita menjadi bagian dari pemerintah dalam mendukung upaya pembangunan generasi emas 2045, generasi yang sehat dan kuat, tetapi itu tidak bisa kita capai kalau angka stunting masih tinggi," tegas  Ichsanuddin.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin  mengatakan untuk mengentaskan masalah stunting dibutuhkan dukungan seluruh pihak termasuk dunia usaha dan mitra pembangunan.

"Kami mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak Pelindo yang telah turut serta dalam penyaluran bantuan dalam untuk penanganan stunting, tentu kami berharap dapat diperluasi di kabupaten kota lainnya yang ada di Provinsi Sulawesi Selatan," harap Shodiqin.

Disebutkan angka prevalensi stunting di Indonesia masih cukup tinggi yaitu 21,6 persen berdasarkan hasil Survey Status Gizi Indonesia tahun 2022, sedangkan Sulawesi Selatan masih di atas nasional yaitu 27,2 persen.

"Pemilihan Kabupaten Takalar sangat tepat, karena Takalar merupakan salah satu kabupaten dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Selatan yaitu 31,3 persen " sebut Shodiqin.

Lebih lanjut dikatakan penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang anak.

Stunting akan mempengaruhi perkembangan otak anak sehingga tingkat kecerdasan anak tidak maksimal.

Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa. Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit kronis di masa dewasanya.

"Bahkan, stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya,"pungkasnya. []

Komentar Anda