Pupuk Organik Eco Farming Membawa Berkah Bagi Petani di Manggarai

Hasil pupuk organik, Eco Farming membawa berkah bagi beberapa petani di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur. (Foto: Alur/Isno)

Manggarai - Produk Eco Farming ternyata membawa berkah bagi beberapa petani di Kecamatan Satarmese, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur.

Pupuk atau nutrisi berbahan organik super aktif tersebut membawa keberuntungan pertumbuhan padi di wilayah itu.

Angglus Aram, 60 tahun, salah satu petani asal Po,ong Kukung, Desa Wewo, Kecamatan Satarmese, mengaku telah mendapatkan manfaat besar setelah menggunakan produk Eco Farming di sawahnya.

Menurut Angglus, pertumbuhan padi di sawahnya sangat berbeda dengan sebelumnya saat menggunakan pupuk kimia.

Sebelumnya lahan sawahnya seluas setengah hektare hanya memanen sekitar 8-12 karung padi berukuran 100 kg. Namun pada musim kali ini, ia memastikan panen akan berlimpah dan menargetkan 16 karung.

"Saya menggunakan pupuk Eco Farming ini pertama saya menghemat ketimbang pupuk kimia," katanya ketika ditemui Alur.id di lahan sawahnya, Sabtu 05 Maret 2022.

Tidak hanya itu, sembari menunjukkan hamparan padi nan subur di sawahnya, Angglus mengaku padinya tidak di serang hama setelah menggunakan pupuk organik Eco Farming.

Padahal sebelumnya saat menggunakan pupuk kimia, ia kesulitan dalam mengatasi serangan hama. Sehingga tidak heran, pada musim-musim tertentu Angglus hanya pasrah dan apalagi telah terjadi kelangkaan pupuk.

"Awalnya saya hanya uji coba pupuk Eco Farming ini, ternyata padinya subur dan tidak diserang hama," katanya.

Hendrik Harum, salah satu Founder Eco Farming mengatakan, lahan sawah milik Angglus Aram sejak awal pada musim tanam kali ini menggunakan pupuk Eco Farming.

Kondisi padinya pun menurut dia, sangat subur ketimbang saat Angglus menggunakan pupuk kimia.

"Kita bisa lihat dan saya menyaksikan sendiri bagaimana bulir padi ini yang sangat luar biasa. Ini mengalami perubahan yang sangat luar biasa sekali," kata Hendrik.

Sebagaimana diakui Angglus, lanjut Hendrik, saat menggunakan pupuk kimia sebelumnya sering mengalami gangguan hama dan penyakit pada tanaman padi.

Kondisi padi tentu saja berbeda setelah Angglus menggunakan pupuk organik. Padinya tidak ada gangguan hama dan penyakit.

"Jadi, untuk sahabat tani di seluruh Indonesia ini bukan propaganda, bisa lihat sendiri hasil padinya," terang Hendrik.

Ia pun mengajak untuk seluruh sahabat tani khususnya yang ada di Manggarai Raya, Flores dan NTT agar menggunakan pupuk organik. []

Komentar Anda