Jakarta — Forum Percepatan Transformasi Pesantren (FPTP) terus mengawal agenda reformasi pendidikan pesantren agar terhubung langsung dengan ekosistem vokasi dan industri.
Para tokoh ini kompak menegaskan bahwa integrasi pesantren dengan pendidikan vokasi dan dunia usaha adalah jalan strategis menuju kemandirian ekonomi umat dan peningkatan daya saing bangsa
Menindaklanjuti hasil Konferensi Internasional Transformasi Pesantren, FPTP yang diketuai KH Saifullah Mashum menggelar Focus Group Discussion (FGD) bersama mitra strategis di ruang kerja Wakil Ketua DPR RI Bidang Koordinasi Kesejahteraan Rakyat, Jakarta, Rabu, 16 Juli 2025.
FGD ini melibatkan SMK Mitra Industri Bekasi, Toyota Motor Manufacturing Indonesia, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek, dan Kementerian Perindustrian.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan dapat memperluas jaringan kerja sama antara pesantren, pendidikan vokasi, dan dunia usaha.
Ketua FPTP KH Saefullah Maksum menegaskan, pesantren harus mampu menjawab tantangan zaman dengan menghasilkan lulusan yang tidak hanya unggul secara spiritual, tetapi juga memiliki keahlian praktis yang dibutuhkan industri.
“Pesantren tidak boleh tertinggal. Kita ingin pesantren menjadi pusat pembentukan SDM unggul yang mampu menjawab tantangan zaman, termasuk di sektor manufaktur dan teknologi. Karena itu, kami hadirkan mitra-mitra strategis seperti Toyota dan SMK Mitra Industri yang terbukti mampu menjembatani dunia pendidikan dan industri,” kata KH Saefullah Maksum.
Wakil Ketua DPR RI H. Cucun Ahmad Syamsurijal yang membuka FGD ini menyatakan dukungan penuh.
Ia menilai sinergi pesantren dengan sektor vokasi dan industri merupakan langkah konkret memperkuat peran pesantren sebagai motor penggerak pembangunan SDM nasional.
“Ini bukan lagi wacana, tapi langkah nyata. Sinergi ini akan mempercepat lahirnya pesantren vokasi yang mencetak santri unggul, mandiri, dan relevan dengan kebutuhan industri,” tegasnya.
Senada dengan itu, Wakil Ketua Fraksi PKB KH Maman Imanulhaq menyebut pesantren dan SMK bisa menjadi pilar utama pendidikan berbasis karakter dan keterampilan.
Ia mendorong Kemenperin dan Kemendikbudristek untuk mendukung penuh pembangunan infrastruktur pendidikan vokasi yang adaptif.
Dalam FGD ini hadir pula sejumlah anggota Fraksi PKB DPR RI seperti Jazilul Fawaid, Abdul Halim Iskandar, Ida Fauziah, Anggia Erma Rini, Dita Indah Sari, Yanuar Prihatin, Lalu Hadrian Ifrani, dan Nur Nadlifah.
Para tokoh ini kompak menegaskan bahwa integrasi pesantren dengan pendidikan vokasi dan dunia usaha adalah jalan strategis menuju kemandirian ekonomi umat dan peningkatan daya saing bangsa.
Perwakilan Toyota dan SMK Mitra Industri memaparkan praktik baik kolaborasi mereka, seperti program magang, sertifikasi industri, dan keterlibatan guru tamu dari kalangan praktisi.
Dirjen Pendidikan Vokasi dan Kemenperin juga menyatakan komitmennya mendukung percepatan transformasi pesantren berbasis vokasi.
Langkah ini diharapkan menjadi contoh konkret sinergi antara lembaga pendidikan keagamaan, sekolah vokasi, dan sektor industri demi membangun generasi santri yang mandiri dan siap kerja.[]