AS dan China Kompak Tekan Bitcoin

Ilustrasi Bicoin. (Foto: unsplash.com)

Alur - Harga Bitcoin sudah terpuruk hingga 40% dari level tertinggi US$ 64.863 pada 13 April 2021 menjadi US$ 37.462 pada Minggu 23 Mei 2021.

Dimulai dari ciutan Elon Musk, CEO Tesla yang mempersoalkan penggunaan listrik untuk penambangan Bitcoin yang dianggap tidak ramah lingkungan.

Seperti halnya transaksi tunai, pihak yang menerima lebih dari US$ 10.000 dalam bentuk aset kripto harus melapor.

Hingga Tesla tidak lagi menerima pembayaran dengan menggunakan Bitcoin.

Pekan ini kembali, FUD atau sentimen negatif kembali hadir dari Pemerintah China yaitu Komite Stabilitas Keuangan dan Pembangunan China, yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Liu He.

Dia menegaskan bahwa mereka akan lebih serius melakukan upaya pencegahan aktivitas penambangan dan perdagangan Bitcoin dengan alasan tergolong spekulasi dan memiliki resiko tinggi.

Untuk para pendatang baru di dunia cryptocurrency, FUD dari pemerintah China ini mungkin berpengaruh.

Namun sebenarnya ini bukan yang pertama sekali Pemerintah China memberikan pernyataan yang berisi sentimen negatif untuk Bitcoin dan aset kripto lainnya.

Setali tiga uang, Pemerintah Amerika Serikat (AS) yang dipimpin oleh Presiden Joe Biden menyatakan bahwa pihaknya akan mengatur supaya setiap pengiriman uang kripto lebih dari US$ 10.000 harus melapor ke lembaga Penerimaan Negara (IRS). Tentunya ini berkaitan dengan pajak yang akan dikenakan.

Bahkan Joe Biden juga berkomitmen untuk menambah jumlah personel IRS agar dapat mengawasi dan meningkatkan kepatuhan pajak dari warga AS dalam transaksi Bitcoin dan aset kripto lainnya.

"Seperti halnya transaksi tunai, pihak yang menerima lebih dari US$ 10.000 dalam bentuk aset kripto harus melapor," sebut laporan Kementerian Keuangan AS.

Kedua sentimen negatif berhasil membuat panik para trader Bitcoin dan menyebabkan aksi jual besar-besaran yang diikuti juga dengan penurunan harga aset kripto lainnya.

Komentar Anda