Jakarta - Musisi independen Iksan Skuter kembali menantang batasan konvensional dunia pertunjukan dengan menggelar tur bertajuk Raya Daendels Tour 2025.
Yang membuat tur ini semakin unik adalah moda transportasi yang digunakan: sebuah vespa bernama “Sarinah” yang telah direstorasi khusus untuk perjalanan ini.
Vespa tersebut akan menjadi kendaraan utama Iksan selama tur, menempuh seluruh jalur dari barat ke timur Jawa. Lebih dari sekadar kendaraan, Sarinah juga menjadi simbol perjalanan yang mandiri dan penuh makna.
Sebagai bentuk kepedulian terhadap isu lingkungan, tur ini menggandeng organisasi Get Plastic yang mengolah limbah plastik menjadi bahan bakar alternatif. Bahan bakar hasil daur ulang inilah yang akan digunakan untuk menggerakkan Sarinah, menjadikan tur ini tidak hanya ramah sosial tetapi juga ekologis.
Nama tur ini merujuk pada Jalan Raya Pos atau Jalan Daendels, jalur legendaris yang dibangun pada masa kolonial Belanda oleh Herman Willem Daendels pada tahun 1808.
Jalan ini membentang dari barat hingga timur Pulau Jawa dan menyimpan sejarah kelam tentang kerja paksa dan penderitaan rakyat. Dengan menempuh jalur ini, Iksan ingin menghidupkan kembali narasi sejarah tersebut melalui musik dan perjalanan.
Rangkaian kota yang akan disinggahi meliputi Cilegon, Tangerang, Jakarta, Bogor, Cianjur, Bandung, Sumedang, Cirebon, Tegal, Pekalongan, Semarang, Demak, Rembang, Tuban, Gresik, Pasuruan, Probolinggo, dan Panarukan.
Di setiap titik, Iksan akan tampil dalam format akustik yang menekankan interaksi langsung dan suasana kekeluargaan.
Raya Daendels Tour 2025 bukan hanya tentang musik, tetapi tentang keberanian untuk berjalan di jalur yang berbeda, menyapa sejarah, dan merayakan keberlanjutan dalam berkarya.
Tur ini akan menjadi perjalanan akustik lintas Jawa sejauh kurang lebih 1.000 kilometer, dimulai dari Anyer dan berakhir di Panarukan.
Selama lebih dari sebulan, mulai 18 Oktober hingga 20 November 2025, Iksan akan menyambangi 19 kota di lima provinsi, membawa semangat silaturahmi musikal yang membumi dan reflektif.
Lebih dari sekadar konser, tur ini dirancang sebagai bentuk perenungan terhadap sejarah dan dinamika seni di luar arus utama industri musik.
Iksan memilih format akustik sederhana untuk menciptakan ruang yang lebih intim antara musisi dan penonton, sekaligus menegaskan bahwa pertunjukan yang bermakna tidak harus bergantung pada kemegahan produksi.
Ia menyebutnya sebagai bentuk keberanian untuk menghadirkan alternatif yang lebih dekat dengan masyarakat.
Menjelang keberangkatan, Iksan akan merilis single berjudul 1000 KM yang menjadi pengantar musikal sekaligus cerminan dari semangat perjalanan ini.
Selain itu, seluruh proses tur akan didokumentasikan dalam bentuk film dokumenter yang menangkap dinamika perjalanan, interaksi dengan masyarakat, serta semangat berkesenian di jalan.
Informasi lebih lanjut mengenai lokasi pertunjukan, waktu, dan perkembangan dokumenter dapat diikuti melalui akun media sosial resmi @langgamlangsam_. []