Tak Punya Uang, Ayah di Sinjai Bonceng Jenazah Anaknya Pakai Motor

Pria yang bawa jazad anaknya menggunakan motor didatangi pihak kepolisian untuk memberikan bantuan. (Foto: Istimewa)

Sinjai - Seorang ayah bernama Asdar 29 tahun, warga Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan (Sulsel) terpaksa membawa jenazah anaknya yang baru meninggal menggunakan sepeda motor.

Dia membawa anaknya menggunakan motor karena tak punya uang untuk menyewa ambulans rumah sakit.

Kejadian itu terjadi pada Minggu 30 Januari 2022 sekitar pukul 21.00 Wita. Saat itu anak Asdar di rujuk dari RSUD Sinjai ke Rumah Sakit Datu Pancaitana, Kabupaten Bone, namun dinyatakan dinyatakan meninggal dunia.

"Ternyata antar orang tua dan si sopir tidak ketemu soal biaya pengantarannya, selisih Rp 100 ribu, akhirnya orang tuanya berinisiatif membonceng jenazah anaknya menggunakan sepeda motor," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Bone dr Yusuf, Selasa 1 Februari 2022.

"Walau pun ternyata informasi yang kami peroleh selang 10 menit sopir menyusul yang bersangkutan tetapi orang tua mengambil keputusan tidak mau," tambahnya.

Kata dr Yusuf, sang sopir memutuskan sendiri terkait besaran biaya mengangkut jenazah.

Ia juga menyebut ada biaya transportasi untuk pengangkutan jenazah di luar dari Kabupaten Bone.

"Komunikasi antara sopir dengan orang tua almarhum ini tidak ketemu dan tidak ditindaklanjuti sampai manajemen, sopir tidak melapor ke pimpinannya," jelasnya.

"Jadi ambulans kita itu pemakainya ada regulasi, pengantaran jenazah kalau misalnya ke luar daerah begitu ada regulasinya saya tidak hafal nomornya, tapi ada regulasi yang menerapkan berapa biaya per kilometer, per jarak suatu daerah kalau penggunaan nya itu ada," ucapnya.

"Kalau keluar kabupaten, ada biayanya, tapi kalau lintasan Bone hanya dalam kota tidak bayar, ini malah tidak kena biaya, tapi kalau keluar kota perhitungan kilometer ada aturannya begitu," sambungnya.

Walau pun begitu Yusuf menyayangkan sikap sopir ambulans rumah sakit yang mempermasalahkan terkait kekurangan biaya keluarga korban.

"Sebenarnya tetap ada biaya cuman yang kami sayangkan masa si hanya gara-gara uang Rp 100 ribu tidak diantarkan, walau pun aturannya seperti itu di rumah sakit tapi saya pribadi ketemu orang seperti itu masa tidak tergugah, masa tidak ada peduli," sesalnya.

Dinkes Kabupaten Bone belum mengambil sikap terkait oknum rumah sakit yang tak memberi ambulans secara gratis bagi keluarga korban.

Sebelumnya, Asdar, warga Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan, membawa anaknya ke Rumah Sakit Datu Pancaitana, Kabupaten Bone, yang sebelumnya di rawat di RSUD Sinjai.

Asdar disebut hanya punya uang Rp 600 ribu saat itu, sementara pihak sopir rumah sakit mematok harga sewa mobil jenazah sebesar Rp 700 ribu. []

Komentar Anda