Blangpidie - Kepala Kejaksaan Negeri Aceh Barat Daya (Abdya), Bima Yudha Asmara, mengingatkan para pihak agar untuk pelaksanaan program strategis pembangunan pendidikan di daerah Abdya harus berjalan bersih, transparan, dan bebas dari campur tangan pihak yang berkepentingan.
"Jangan sampai program ini di-cawe-cawe oleh pihak yang hanya ingin mengambil keuntungan,” kata Bima dalam kegiatan Jaksa BERGURU (Jaksa Bersama Guru) yang digelar di Blangpidie, Rabu, 8 Oktober 2025.
Kegiatan tersebut dihadiri Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abdya Gusvizarni, beserta puluhan kepala sekolah dari berbagai jenjang pendidikan, mulai dari PAUD, SD, SMP, SLB, hingga SMA Unggul Garuda.
Menurut Bima, program strategis senilai sekitar Rp 12 miliar yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) itu mencakup digitalisasi pembelajaran serta pembangunan dan revitalisasi satuan pendidikan.
Kata Kejari, pihaknya mendapat mandat langsung dari Jaksa Agung dan Kepala Kejaksaan Tinggi Aceh untuk mengawal pelaksanaan program agar sesuai aturan dan prinsip akuntabilitas.
"Kami tidak hanya mengawasi, tetapi juga mendampingi. Para guru memiliki tugas mulia, dan kami ingin memastikan tugas itu dijalankan dengan aman serta transparan,” ujar Bima.
Ia juga mengajak masyarakat untuk ikut mengawasi agar dunia pendidikan tetap bersih dari praktik intervensi dan kepentingan pribadi.
"Kasihan para guru dan kepala sekolah kalau terus diintervensi. Mereka seharusnya fokus meningkatkan mutu pendidikan, bukan menghadapi tekanan dari pihak luar,” ucapnya.
Kejari Abdya, berkomitmen melakukan kunjungan langsung ke sekolah-sekolah guna memantau progres pembangunan, sekaligus memastikan keterlibatan konsultan pengawasan dan kelengkapan bukti pertanggungjawaban keuangan.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Abdya, Gusvizarni, menyebutkan bahwa pelaksanaan program secara umum berjalan sesuai petunjuk teknis.
"Begitu dana masuk, langsung dikerjakan oleh pihak sekolah. Alhamdulillah, progresnya sudah cukup baik. Hanya satu sekolah yang belum berjalan,” katanya.
Kegiatan Jaksa BERGURU menjadi momentum penguatan sinergi antara aparat penegak hukum dan tenaga pendidik untuk menjaga integritas serta mutu layanan pendidikan di Abdya.
Sejumlah kepala sekolah mengaku lega setelah pertemuan tersebut, karena selama ini mereka kerap menghadapi tekanan dalam pelaksanaan proyek sekolah.
“Kadang tukang kerjanya harus orang tertentu, atau pembelian barang diwajibkan di toko tertentu. Bahkan ada yang meminta dana diserahkan ke pihak lain. Setelah bertemu Jaksa hari ini, kami merasa lebih tenang,” kata salah satu kepala sekolah.
Melalui kegiatan ini, Kejari Abdya berharap pelaksanaan pembangunan pendidikan di Abdya benar-benar berorientasi pada peningkatan kualitas dan integritas layanan pendidikan. []