Jakarta - Radiant Photo 2 mendarat di Indonesia bukan sekadar sebagai aplikasi penyuntingan foto, ia datang sebagai revolusi kecil dalam dunia visual digital.

Diluncurkan pada 7 Agustus 2025 di Jakarta, bertepatan dengan ulang tahun ke-19 DOSS Camera, perangkat lunak ini membawa janji, yakni menyunting foto bukan lagi soal teknis rumit, melainkan soal intuisi dan efisiensi.

Radiant Photo 2 bukan aplikasi AI generatif yang menciptakan ulang gambar. Ia tidak menebak-nebak piksel, tidak mengunggah data ke awan, dan tidak mengubah esensi foto. Sebaliknya, ia bekerja secara lokal, memahami konteks visual secara cerdas, dan menyempurnakan gambar berdasarkan genre, entah itu lanskap, potret, hewan peliharaan, atau burung. Hasilnya? Foto yang tampak seperti hasil studio, hanya dalam hitungan detik.

Elia Locardi, CEO Radiant Imaging Labs, menyebut Radiant Photo 2 sebagai alat yang "tidak hanya memenuhi standar, tetapi menaikkan standar itu". Filosofi di balik aplikasi ini bukan menggantikan kreativitas pengguna, melainkan mempercepatnya. Fitur seperti Face Light, misalnya, memberikan pencahayaan potret yang menyerupai softbox profesional—tanpa perlu studio, tanpa perlu ribet.

Bagi fotografer, content creator, atau siapa pun yang ingin foto mereka berbicara lebih lantang, Radiant Photo 2 adalah mitra kerja yang tak menghakimi. Ia tidak memaksa gaya, tidak mengatur estetika. Ia hanya menawarkan kemungkinan terbaik dari setiap piksel yang sudah ada.

Peluncuran ini bukan sekadar peristiwa teknologi. Ia adalah pernyataan bahwa di era visual yang serba cepat, kualitas tetap bisa dicapai tanpa kompromi. Radiant Photo 2 telah tiba, dan ia siap mengubah cara kita memandang proses editing, dari beban teknis menjadi pengalaman kreatif yang menyenangkan.

Aplikasi Radiant Photo 2 dapat diunduh dalam versi desktop di laman resmi mereka. Sementara versi mobile dapat diunduh di Google Playstore dan Apple Store. []