Alur.id
    Berita    Detail Article

Panitia Kongres PSSI Sulbar Dinilai Tidak Fair

Kongres PSSI Sulbar periode 2021-2025 nyaris ricuh. (Foto: Alur/ist)

Pasangkayu - Panitia Kongres PSSI Sulbar dinilai tidak fair dan bertindak di luar ketentuan khususnya menyikapi persoalan di dua Askab (Asosiasi Kabupaten) Mamuju dan Mateng.

"Saya putuskan untuk tidak terlibat, ikut dalam kontestasi pemilihan ketua PSSI Sulbar periode 2021-2025," kata Syamsul Samad, Kamis, 25 November 2021 kemarin.

Syamsul mengungkapkan, dua poin utama yang menjadi pertimbangannya, memilih mundur dari kontestasi tersebut.

"Pertama, keputusan panitia Kongres yang mem-Plt-kan Askab Mateng yang selama ini dikomandoi Aras Tammauni," katanya.

Aneh bagi Syamsul, sebab keputusan tersebut baru dikeluarkan jelang pelaksanaan Kongres. Terlebih, kata Syamsul, selama ini Askab Mateng terhitung aktif dalam keikursertaannya di kegiatan PSSI Sulbar.

"Kedua, panitia kongres yang mengakomodir pengunduran diri Plt Askab Mamuju," kata Syamsul.

Legitimasi pendunduran diri Plt Askab Mamuju itu yang kemudian disoal Syamsul. Ia mengatakan, bagaimana mungkin pengunduran diri yang bersangkutan itu punya kekuatan hukum sementara pernyataan mundurnya hanya disampaikan melalui pesan singkat, WhatsApp.

Diketahui bahwa saat Kongres berlangsung, pimpinan sidang langsung mengkonfirmasi pengunduran diri tersebut lewat sambungan telepon, langsung ke yang bersangkutan.

 Meski begitu, legitimasi pengunduran diri tersebut tetap jadi poin utama yang dipertanyakan Syamsul.

Plt Askab Mamuju saat dihubungi di tengah kongres membenarkan pernyataan mundur tersebut. Di saat bersamaan juga menyerahkan segala hal tentang PSSI ke Asprov (Asosiasi Provinsi).

Dua kejanggalan di atas bagi Syamsul cukup membuktikan bahwa pelaksanaan Kongres PSSI Sulbar tahun 2021 itu telah menciderai prinsip fair play, obyektif, profesional, serta prinsip saling menghargai.

Di hadapan sejumlah pemilik hak suara, serta beberapa tamu undangan yang sempat hadir, Syamsul menyayangkan langkah panitia Kongres dengan segala keputusannya.

Bagi dia, tindakan seperti itu tak lebih dari aksi menjegal niatnya untuk memperbaiki PSSI, memperbaiki dunia sepak bola di Provinsi ke-33 ini.

"Saya datang, membangun sepak bola, memperbaiki sepak bola dan memperbaiki demokrasi di PSSI. Tolong pengurus Asprov PSSI yang akan datang agar tetap hadir di tengah-tengah klub yang membutuhkan kita. Bukan hadir pada saat kongres saja," kata Syamsul.

Besar harapan Syamsul agar seluruh insan sepak bola di Sulbar mengevaluasi dengan benar kinerja PSSI selama ini. Termasuk mengevaluasi pelaksanaan Kongres PSSI Sulbar yang digelar di ujung utara Provinsi Sulbar itu.

"Izinkan saya berada di luar PSSI. Sebab bagi saya, sepak bola di atas segala-galanya. Tidak di PSSI-pun saya tetap akan eksis di sepak bola," katanya. []