Makassar - Di balik sosok perempuan muda bernama Nur Rahmah HM, tersimpan kisah perjuangan yang menginspirasi banyak orang.
Wanita yang Lahir pada 1 Januari 1997, Rahmah tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mampu menyeimbangkan peran sebagai ibu, akademisi, entrepreneur, sekaligus penggerak masyarakat.
Rahmah saat ini dipercaya sebagai Ketua TP PKK Kelurahan Masale, Kecamatan Panakkukang, Kota Makassar, Sulawesi Selatan, sebuah peran yang menuntut kedekatan dengan masyarakat. Namun di balik kesibukan itu, ia juga dikenal sebagai founder Glowfilic Kosme Indonesia, brand kosmetik yang ia bangun berlandaskan ilmu farmasi yang ditekuninya.
Perjalanan akademiknya begitu membanggakan. Di usia 27 tahun, Rahmah berhasil menyabet tiga gelar sekaligus: Sarjana Farmasi (S.Farm), Magister Farmasi (M.Farm), serta Apoteker (Apt). Tidak berhenti di situ, konsentrasi studinya saat S2 benar-benar ia tekuni. Ia memilih fokus pada kosmetika berbasis antioksidan topikal, sebuah bidang yang kini menjadi dasar pengembangan produknya.
Namun, pencapaian itu tidak datang dengan mudah. Di tengah proses perkuliahan, Rahmah harus menghadapi kenyataan hamil dan menjalani kehidupan baru sebagai seorang ibu. Ditambah lagi, ia menempuh double degree yang menuntut kerja keras ekstra.
“Banyak orang mengira saya akan berhenti, tapi justru kondisi itu membuat saya semakin kuat. Saya ingin membuktikan bahwa menjadi ibu bukan berarti berhenti bermimpi,” ucap Rahmah dengan penuh keyakinan, Minggu (17/8/2025).
Dari pernikahannya dengan Muhammad Akbar Rahman, S.STP., M.M, Rahmah dikaruniai dua buah hati, Hilya Faiqah Akbar dan Halil Faihaqi Akbar. Baginya, keluarga bukan hambatan, melainkan energi yang membuatnya terus melangkah maju.
Lewat Glowfilic Kosme Indonesia, Rahmah berupaya menghadirkan produk kosmetika yang tidak hanya bernilai estetika, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan kulit yang teruji secara ilmiah.
“Ilmu farmasi yang saya pelajari harus bisa memberi manfaat, terutama bagi banyak perempuan,” ujarnya.
Kini, Rahmah menjadi sosok inspiratif bagi banyak kalangan muda, khususnya perempuan. Ia membuktikan bahwa dengan tekad, kesungguhan, dan dukungan keluarga, mimpi besar bisa diwujudkan tanpa harus melepaskan peran sebagai seorang ibu maupun istri. []