Alur.id
    Berita    Detail Article

M72 dan Perang Melawan TBC: Indonesia di Panggung Riset Dunia

Putri Andriani, Mahasiswi Magister Kesehtan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS Syiah Kuala. Foto: Istimewa.

Oleh : Putri Andriani, Mahasiswi Magister Kesehtan Masyarakat, Fakultas Kedokteran UNIVERSITAS Syiah Kuala

INDONESIA kini tengah menjadi sorotan dunia terkait kesehatan global setelah terpilih sebagai salah satu lokasi utama uji klinis fase 3 vaksin TBC (tuberkulosis) M72 yang didanai oleh Bill & Melinda Gates Foundation.

Keputusan ini tidak lepas dari fakta bahwa Indonesia menempati peringkat kedua dunia dalam jumlah kasus TBC, dengan lebih dari satu juta kasus baru dan sekitar 130.000 kematian setiap tahunnya.

Kondisi ini menempatkan TBC sebagai masalah kesehatan masyarakat yang sangat mendesak untuk segera diatasi.

Meskipun vaksin Bacillus CalmetteGuérin (BCG) telah digunakan selama hampir satu abad, namun efektivitasnya terbatas, terutama pada orang dewasa.

Vaksin BCG memberikan perlindungan parsial untuk mencegah TBC berat pada bayi dan anak usia dini, tetapi tidak cukup untuk melindungi anak dan orang dewasa dari TBC.

Mengapa Indonesia?

Ada beberapa alasan utama mengapa Indonesia dipilih sebagai lokasi uji klinis vaksin TBC M72. Pertama, dengan angka kasus dan kematian yang sangat besar, Indonesia menjadi tempat ideal untuk menguji efektivitas vaksin dalam kondisi nyata.

Data Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Indonesia menempati peringkat kedua dunia dengan jumlah kasus TBC tertinggi, menyumbang sekitar 10% dari total kasus global.

"Tercatat 809.000 kasus baru dengan angka kematian mencapai 130.000 jiwa, atau sekitar 17 kematian per jam," tulis Putri Andriani, Senin, 26 Mei 2025.

Kedua, Indonesia memiliki fasilitas dan sumber daya manusia yang mampu mendukung pelaksanaan uji klinis berskala besar.

Uji klinis vaksin TBC M72 di Indonesia dilaksanakan di sejumlah rumah sakit pendidikan besar dan institusi medis ternama, seperti RSUP Persahabatan, RS Islam Cempaka Putih, Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI), Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad).

"Institusi-institusi ini memiliki laboratorium, fasilitas uji klinis, serta tenaga medis dan peneliti yang berpengalaman dalam penelitian kesehatan tingkat lanjut," sebutnya.

Terakhir, dukungan penuh dari pemerintah, termasuk Presiden dan Kementerian Kesehatan, memperkuat kesiapan Indonesia dalam program eliminasi TBC nasional dan global, dimana Pemerintah Indonesia secara aktif mendukung riset kesehatan melalui kebijakan nasional dan alokasi dana khusus untuk penelitian epidemiologi, pengembangan teknologi diagnostik, serta inovasi pengobatan dan vaksinasi TBC.

"Kebijakan ini mendorong integrasi antara riset dan implementasi kebijakan kesehatan berbasis bukti," ucapnya.

Vaksin M72/AS01E: Harapan Baru dalam Penanggulangan TBC

Vaksin M72/AS01E kini memasuki uji klinis fase 3, melibatkan 20.000 partisipan secara global, dengan 2.000 di antaranya berasal dari Indonesia.

Proses ini diawasi ketat oleh BPOM, WHO, dan lembaga independen nasional, memastikan keamanan dan validitas ilmiah.

Uji klinis ini akan berlangsung selama dua tahun, dan hasilnya akan dianalisis bersama data dari negara lain untuk menilai efektivitas vaksin secara menyeluruh.

Hasil uji klinis fase 2B menunjukkan M72 mampu memberikan perlindungan hingga 50% terhadap infeksi TBC selama tiga tahun pada orang dewasa.

Jika fase 3 berhasil, vaksin ini diharapkan dapat mencegah hingga 75 juta kasus baru dan menyelamatkan 8,5 juta nyawa dalam beberapa dekade ke depan.

Manfaat Bagi Indonesia?

Menurutnya, partisipasi dalam uji klinis ini memberikan beberapa keuntungan strategis bagi Indonesia.

Indonesia berpeluang mendapatkan akses lebih cepat ke vaksin baru jika terbukti efektif dan adanya peluang untuk memproduksi vaksin secara lokal melalui Bio Farma, memperkuat kemandirian nasional di bidang kesehatan.

Terakhir, melalui keterlibatan dalam riset global, kapasitas riset dan pengembangan vaksin nasional dapat meningkat signifikan.

Dengan menjadi bagian dari uji klinis global, Indonesia turut berkontribusi pada upaya pengendalian TBC dunia, memperkuat posisi sebagai negara yang proaktif dalam inovasi kesehatan masyarakat.

Pro dan Kontra di Masyarakat

pemerintah, ahli kesehatan, dan DPR menyambut baik keterlibatan Indonesia dalam uji klinis ini, menilai langkah ini sebagai bagian dari solusi komprehensif mengatasi darurat TBC nasional.

Soal ini, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga mendukung penuh, menegaskan pentingnya pengembangan vaksin baru yang lebih efektif.

Namun, di tengah antusiasme, muncul pula kekhawatiran dan opini kontra di masyarakat, dimana sebagian publik khawatir Indonesia hanya dijadikan tempat uji coba tanpa jaminan keamanan.

Namun, pemerintah menegaskan bahwa uji klinis dilakukan profesional dan diawasi ketat oleh lembaga nasional dan internasional.

Kemudian, beredarnya klaim palsu di media sosial, seperti isu vaksin TBC menyebabkan lonjakan autisme di Vietnam. Klaim ini telah dibantah secara ilmiah dan dinyatakan sebagai hoaks.

Ada juga narasi yang menyatakan bahwa hibah dari Bill Gates ke Indonesia terkait vaksin ini adalah barter atau transaksi tersembunyi. Namun, pemerintah menegaskan tidak ada barter dan semua proses transparan serta demi kepentingan kesehatan nasional.

Tantangan Implementasi

Salah satu tantangan terbesar adalah membangun kepercayaan masyarakat terhadap vaksin baru. Pengalaman pandemi COVID-19 menunjukkan pentingnya komunikasi publik yang transparan dan edukatif agar masyarakat tidak mudah terpengaruh hoaks.

Meskipun hasil awal menjanjikan, efektivitas jangka panjang vaksin M72 masih perlu dibuktikan melalui uji klinis fase 3 dan pemantauan pasca distribusi.

Efektivitas juga bisa berbeda antar populasi, sehingga hasil di Indonesia sangat penting untuk menentukan kebijakan vaksinasi nasional ke depan.

Kesimpulan

Vaksin TBC M72 yang sedang diuji di Indonesia merupakan harapan baru dalam upaya eliminasi TBC nasional dan global.

Dengan beban kasus yang sangat tinggi, Indonesia sangat diuntungkan dengan akses lebih awal terhadap inovasi vaksin ini, peluang transfer teknologi, dan peningkatan kapasitas riset.

"Namun, tantangan besar masih ada, terutama dalam membangun kepercayaan publik dan memastikan efektivitas serta keamanan vaksin melalui proses ilmiah yang transparan," ulasnya.

Pemerintah, ahli, dan organisasi profesi telah memberikan dukungan penuh, sementara isu-isu hoaks dan sentimen negatif perlu terus diluruskan dengan edukasi berbasis data.

"Jika uji klinis fase 3 berhasil, vaksin M72 dapat menjadi game changer dalam eliminasi TBC di Indonesia dan dunia, sejalan dengan target Sustainable Development Goals 2030," tutupnya. []