Alur.id
    Berita    Detail Article

Kesal Tak Kunjung Diperbaiki, Warga Desa Tanam Pohon Pisang di Jalan Rusak

Warga menaman pohon pisang di tengah jalan sebagai bentuk protes terhadap pemerintah

Bulukumba - Warga Desa di Kecamatan Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, masih belum menikmati fasilitas infrastruktur memadai.

Akses jalan di kampung mereka rusak parah dan tak kunjung diperbaiki. Kesal dengan situasi tersebut, warga menanam pisang sebagai bentuk protes.

Warga mengaku, jalan tersebut telah diusulkan sebanyak dua kali ke anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bulukumba, namun mereka menilai usulan tersebut tak kunjung direspon oleh keterwakilan mereka yang terpilih melalui Daerah Pemilihan (Dapil) 4 meliputi, Kecamatan Kajang, Herlang dan Bontotiro.

Kekesalan warga memuncak setelah Butta Panrita Lopi julukan Kabupaten Bulukumba dilanda hujan deras beberapa hari terakhir ini, kondisi jalan terlihat makin parah, padahal itu satu-satunya akses jalan menuju desa dan pelabuhan.

Lurah Tanah Jaya, Andi Syukur mengaku permasalahan itu sudah selesai. Pihaknya sudah melakukan mediasi kepada warga dengan anggota dewan dari dapil Kecamatan Kajang, Herlang dan Bontotiro.

"Sudah selesai, kita sudah pertemukan warga di Kassi, Kecamatan Kajang dengan perwakilan mereka di DPRD Bulukumba. Pohon pisang itu juga sudah dicabut oleh warga, karena kejadian hari Jumat, 3 September 2021 lalu sekitar pukul 13.00 Wita," kata Andi Syukur kepada Alur.id, Senin, 6 September 2021.

Menurut Syukur, hasil pertemuan warga dengan anggota DPRD Bulukumba sejak kemarin, jalan tersebut kembali diusulkan untuk perbaikan di tahun 2022 mendatang, kata Syukur, alasan warga tanam pohon pisang lantaran kesal telah dijanji oleh perwakilan mereka di DPRD.

"Biasa di Banggar DPRD Bulukumba itu berubah, sejak tahun 2020 sampai 2021. Dan itu biasa berubah, tapi anggota DPRD kembali berjanji untuk perbaikan tahun 2022," ucapnya.

Dia menyebutkan kerusakan jalan itu diperkirakan kurang lebih 100 meter. Lebih parahnya lagi, jalan tersebut dulunya sempat menjadi kubangan. Ketika hujan tiba, air tergenang di jalan.

"Dulu itu cukup parah sekali, karena jalannya berlubang. Tapi waktu ada resesnya anggota DPRD Sulsel, ibu Andi Ayu Andira warga minta jalan itu ditimbun tanah putih sebanyak 10 truk," tutup Andi Syukur. []