Alur.id
    Berita    Detail Article

Jansen di Pelantikan PAC Demokrat Simalungun: Seluruh Kader Berdiri Demi Kepentingan Rakyat Indonesia

Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon. (Foto:Alur/Nando)

Siantar - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) Partai Demokrat, Jansen Sitindaon menghadiri pelantikan 32 Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Partai Demokrat Kabupaten Simalungun, Selasa, 19 Desember 2023.

Demokrat adalah partai yang pernah berkontribusi 15 persen dari perjalanan republik ini. Dan teman-teman berumah di tempat itu, jadi percaya diri-lah

Pada kesempatan itu, Jansen mengungkapkan bahwa Demokrat adalah partai nasionalis dan religius.

"Partai kita ini partai nasionalis. Kita berdiri di semua golongan. Jadi kita tidak memperjuangkan suku tertentu, agama tertentu, golongan, dan ras tertentu," kata Jansen saat berpidato di hadapan kader Demokrat Simalungun.

"Ketika Pak SBY membuat manifesto politik Partai Demokrat, imperatif beliau menulis yang artinya adalah seluruh kader Demokrat berdiri dan berjuang demi kepentingan seluruh rakyat Indonesia. Jadi paham kita adalah nasionalis dan religius," sambungnya.

Selain itu, Caleg DPR RI Dapil 3 Sumatra Utara (Sumut) nomor urut 2 ini menegaskan Demokrat adalah partai ilegal.

"Partai kita ini bukan partai ilegal di Indonesia. Karena 9 tahun kita oposisi, seakan-akan mental kader ini jadi kena. Ingin saya tegaskan Demokrat bukan partai ilegal di Indonesia," ujarnya.

Semasa kepemimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), sambungnya, Partai Demokrat memiliki kontribusi bagi pembangunan Indonesia.

SBY adalah Presiden Indonesia keenam yang menjabat sejak 20 Oktober 2004 sampai 20 Oktober 2014.

Oleh sebab itu, dia berharap kader Demokrat Simalungun semakin percaya diri untuk mendulang suara di kontestasi politik 2024 mendatang.

Pelantikan 32 Ketua PAC Partai Demokrat Kabupaten Simalungun, Selasa, 19 Desember 2023. (Foto: Alur/Nando)

"Demokrat adalah partai yang pernah berkontribusi 15 persen dari perjalanan republik ini. Dan teman-teman berumah di tempat itu, jadi percaya diri-lah," tuturnya.

Di pemilu legislatif tahun 2009 lalu, Demokrat juga pernah meraih kursi terbanyak di DPR RI yaitu 148 kursi atau 26,43 persen dari total jumlah kursi DPR 560 kursi.

"Dan sejak awal Pak SBY mendirikan partai ini, jenisnya ini jenis ikan paus bukan ikan teri. Ini ikan besar, itu makanya dia pernah 148 kursi di DPR RI, 11 kursi di Simalungun dan di tempat-tempat lainnya. Dan sampai sekarang rekornya pasca reformasi belum pecah," katanya.

"Cuma ikan pausnya sekarang agak kekurangan air. Itu makanya teman-teman dan beserta kita kader yang ada di seluruh Indonesia inilah yang menciptakan ombak-ombak kecil agar ikan paus ini kembali ke habitatnya," sambung Jansen.

Lebih lanjut, dia juga mengungkapkan perjalanan kariernya selama terjun ke dunia politik.

Ia berproses dari bawah hingga akhirnya dikenal oleh masyarakat Indonesia secara nasional.

"Saya jalan 15 tahun di partai ini dan berproses dari bawah. Saya lama jadi ketua DPC Pakpak Bharat sampai kemudian hadir di tingkat nasional," ujarnya.

"Di Sumatra Utara ini di luar Nias, satu-satunya kabupaten yang Demokrat menang dan jadi ketua DPRD di Pakpak Bharat. Saya-lah ketua DPC-nya. Jadi legal standing saya bicara soal begini ada karena saya pernah melakukan dan mengerjakan, termasuk membangun PAC," sambung Jansen Sitindaon.

Pada kesempatan itu, Jansen juga membagikan alat peraga kampanye (APK) kepada 25 caleg untuk DPRD Kabupaten Simalungun yang merupakan tandemnya di pesta demokrasi lima tahunan itu.

Diketahui, Jansen Sitindaon merupakan Caleg DPR RI Dapil 3 Sumut yang meliputi 10 kabupaten/kota, di antaranya Kota Binjai, Langkat, Pematangsiantar, Simalungun, Asahan, Batu Bara, Tanjung Balai, Karo, Dairi dan Pakpak Barat.

Pada Pemilu 2024 mendatang, pria yang lahir di Desa Silumboyah, Kabupaten Dairi, 5 September 1982 ini diberi amanah dari Partai Demokrat meramaikan pertarungan politik 2024 dengan nomor urut 2.

Jansen juga memiliki pendidikan yang cukup mentereng, yakni lulusan Strata-1 di Fakultas Hukum Universitas Airlangga pada tahun 2005 dan juga meraih gelar Magister Hukum (M.H.) dari Universitas Indonesia.[]