Alur.id
    Berita    Detail Article

James F. Sundah Rilis Lagu Seribu Tahun Cahaya dalam Tiga Bahasa dan Tiga Benua

James F. Sundah

Jakarta - Komponis legendaris Indonesia, James F. Sundah, kembali merilis karya istimewa berjudul Seribu Tahun Cahaya. Lagu ini diluncurkan secara serentak dalam tiga bahasa, Indonesia, Inggris, dan Jepang dan dari tiga benua, Asia, Amerika, dan Eropa.

Dirilis melalui label lokal di New York dan didaftarkan di US Copyright Office, lagu ini menjadi persembahan pribadi James untuk sang istri, Lia Sundah Suntoso, yang telah menemaninya dalam masa-masa kritis kesehatan.

Lagu bergenre Pop/EDM ini mulai digarap sejak 2007, jauh sebelum genre tersebut populer di Indonesia. James menggandeng Meilody Indreswari sebagai vokalis awal, yang menyanyikan lagu ini dalam lima bahasa sebagai guide vocal.

Produksi rampung pada 2013, dan versi Jepang menjadi tantangan tersendiri bagi Meilody, yang harus memastikan pelafalan tepat dengan bantuan native speaker dan penerjemah profesional.

Untuk versi bahasa Indonesia dan Inggris, James mempercayakan vokal kepada Claudia Emmanuela Santoso, pemenang The Voice of Germany 2019.

Claudia mengaku terkesan dengan kedalaman lirik dan kekuatan melodi lagu ini. Setiap versi lagu menghadirkan instrumen khas, yakni angklung dan kolintang untuk versi Indonesia, koto dan shakuhachi untuk versi Jepang, serta nuansa luar angkasa lewat synthesizer untuk versi Inggris.

Lebih dari sekadar lagu cinta, Seribu Tahun Cahaya membawa misi edukatif tentang pentingnya keadilan hak cipta dalam industri musik. James menyoroti peran kreatif yang sering terpinggirkan dalam sistem kontrak yang tidak transparan.

Ia mencatatkan dirinya sebagai pencipta, produser, arranger, musisi, hingga videographer, untuk menegaskan hak ekonomi dari hulu ke hilir dalam proses penciptaan karya musik.

Atas pencapaian ini, lagu Seribu Tahun Cahaya meraih penghargaan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai "Penerbitan Serentak Single Tiga Bahasa dari Tiga Benua, dengan Peran Terbanyak Berhak atas Hak Ekonomi Hak Cipta Karya Lagu".

Lagu ini kini tersedia di berbagai platform digital dan menjadi simbol cinta, kolaborasi lintas generasi, serta perjuangan menjaga keadilan dalam industri musik Indonesia. []