Makassar - Institut Teknologi dan Bisnis Nobel Indonesia dan PT. Indotama Jasa Sertifikasi, sepakat menandatangani nota kesepahaman pada Rabu (25/6).

Prosesi tersebut dilakukan oleh Wakil Rektor I Nobel Indonesia, Prof. Dr. Ahmad Firman, S.E, M.Si, bersama General Manager PT. Indotama Jasa Sertifikasi, Ahmad Syauqi, SKM., lalu dilanjutkan pemberian cinderamata oleh kedua pihak.

Pasca penandatangan, agenda berlanjut dengan kuliah praktisi yang dibawakan oleh Husnul Mubarak, S.Kep., M.Kes. Kegiatan tersebut dihadiri oleh Mahasiswa dari prodi Teknik pertambangan dan Teknik Industri.

Dari kesempatan tersebut, ia memaparkan bahwa seusai penandatanganan kerjasama dari keduanya, menandakan bahwa Nobel Indonesia sudah naik satu tahap.

"Hari ini standar Nobel Indonesia, menurut saya sudah memulai taraf Internasional, karena kalau kita bicara tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), maka kita akan berbicara tentang ISO (International Organization for Standardization). Kalau bicara tentang ISO, maka ISO adalah organisasi tingkat dunia yang mengatur tentang standar, ini paling penting," tuturnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, K3 sebuah regulasi yang mengatur tentang keselematan orang yang ada ditempat kerja. Dan setidaknya, ada beberapa poin penting dalam K3.

"Memberikan keselamatan kepada semua orang yang ada ditempat kerja, mencegah terjadinya kecelakaan akibat kerja, mencegah terjadinya penyakit akibat kerja, memberikan lingkungan kerja yang aman dan nyaman bagi semua orang yang berada ditempat kerja," lanjut Husnul.

Selain itu, ia menekankan dalam K3 perlindungan pekerja dalam suatu tempat menjadi hal yang krusial. Sebab, kata dia para Mahasiswa yang nantinya akan bekerja sebagai ahli K3 akan bekerja sebagai tulang punggung keluarga.

"Pada saat ahli K3 nantinya menjadi gagal ahli k3 maka bisa saja ada nyawa yang menghilang. Pada saat nyawa ini mnghilang maka anak dan istri akan kehilangan orang yang membiayai mereka, inilah fungsi k3. Kita melindungi sesuatu yang ada dalam diri manusia," tambahnya. []