Alur.id
    Berita    Detail Article

Ini Cara Unik Komunitas di Kepuluan Selayar Kampanye Gerakan Bebas Plastik

Selayar

Selayar - Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik di Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, punya cara unik dalam mendorong individu mengurangi pemakaian material plastik.

Salah satunya dengan program “Rebut Kresek” yang dilakukan di tengah-tengah pusat aktivitas masyarakat seperti halnya Pasar Tradisional dan Pusat Pertokoan.

“Rebut Kresek adalah giat menukarkan kresek dengan kantong belanja non sekali pakai, sambil melakukan interksi untuk mensosialisasikan bahaya polusi sampah plastik,” kata Reski Amaliah selaku Porject Officer Rebut Kresek dan Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik.

Baca juga: Viral di Masyarakat, Foto Dua Pasangan Mesum dalam Mobil di Banda Aceh

Seperti yang dilakukan pada pertengahan Ramadan tahun ini, puluhan relawan dari Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik turun langsung pada kerumunan pedagang dan pengunjung di Pasar Tradisional Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Kota Benteng, Kepulauan Selayar, menukarkan kantong belanja non sekali pakai dengan kresek yang dibawa oleh pengunjung pasar.

“Sasaran program kita adalah end user (pengguna akhir: red) dari kantong kresek. Dengan menukarkan kresek yang mereka bawa dengan tas belanja non sekali pakai, diharapkan dapat mengugah kesedaran mereka untuk mengurangi pamakaian material plastik sekali pakai,” ucap Apriadiy, Co-Founder Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik.

Baca juga: Viral di Media Sosial Akad Nikah dengan Mahar Bakso Goreng

“Rebut Kresek” dilakukan satu bulan sekali dengan tempat yang berbeda-beda pada setiap pelaksanaanya.

Gerakan Selayar Bebas Sampah Plastik sendiri terdiri dari para penggiat lingkungan di Kepulauan Selayar.

Aktivitas Mereka dimulai pada 2019 dengan serangkaian program, baik berupa kampanye maupun activation.

Baca juga: Viral, Dua Sejoli di Karanganyar Terekam CCTV Bercumbu di Kebun Teh

“Selain Rebut Kresek, sejak 2019 Kami rutin melakukan giat bersih pantai setiap dua minggu sekali, kampanye untuk mereduksi pemakaian plastik sekali pakai melalui sosial media, acara diskusi dan lain-lain,” lanjut Apriadiy.

Giat dari gerakan ini sendiri di dasari pada kondisi dimana Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbanyak di dunia setelah China.

“Gerakan Kami diharapkan bisa menggugah kesadaran kolektif agar setiap individu dapat mengurangi pemakaian plastik sekali pakai,” tutup Apriadiy. []