Alur.id
    Berita    Detail Article

Hanya karena Persoalan Wanita, Siswa SMA di Minahasa Tenggara Keroyok Temannya

Ilustrasi pengeroyokan. (Foto: Alur/Ilustrasi)

Minahasa Tenggara - Hanya karena persoalan pacarnya diajak foto. Pelajar SMA berinisial FM di Minahasa Tenggara, Sulawesi Utara (Sulut) dikeroyok CS beserta temannya di depan gerbang sekolah.

Video pengeroyokan itu pun viral di media sosial. Polisi langsung menyelidiki video tersebut.

Dalam video beredar, tampak FM dikeroyok oleh CS dan RM di depan gerbang sekolah. Korban yang masih menggunakan seragam sekolah itu hanya bisa pasrah saat dianiaya.

Sadisnya, pelaku memukul, menginjak dan menendang korban. FM tak berdaya karena saat dianiaya dia di atas motornya, bahkan hingga terjatuh.

Sejumlah siswi SMA yang berada di lokasi tersebut mencoba melerai penganiayaan tersebut. Terdengar juga suara siswi SMA lainnya berteriak histeris karena tak tega melihat korban dianiaya.

Kasat Reskrim Polres Mitra Iptu Ahmad Muzaki mengatakan insiden itu terjadi pada Jumat 18 Maret 2022 di depan gerbang SMA Negeri 1 Tombatu, Minahasa Tenggara.

Motif penganiayaan karena pelaku CS sakit hati pacarnya sering diajak jalan oleh korban. Pelaku semakin kesal saat korban foto bersama dengan pacar pelaku.

"Latar belakang masalah terlapor lelaki CS merasa sakit hati karena korban selalu mendekati pacar terlapor dan juga korban dan pacar terlapor pernah berfoto bersama," ungkapnya.

Kejadian berawal kata Iptu Muzaki, kedua pelaku mencegat korban di depan sekolah. Kemudian tanpa basa-basi kedua pelaku langsung mengeroyok korban yang masih berada di atas motor.

"Tanpa bertanya-tanya terlapor langsung memukul korban dengan menggunakan tangan kanan dan kiri sebanyak enam kali yang mengena pada bagian wajah korban," tuturnya.

Kasus itu kini disebut telah sepakat berdamai. Namun kedua pihak masih akan bertemu untuk membicarakan kasus pengeroyokan itu pada Senin 21 Maret 2022.

"Mereka sepakat untuk mediasi, untuk mediasi nanti dilaksanakan Senin, 21 Maret 2022 dengan mengundang kedua belah pihak, orang tua, kepala desa, pemuka agama dan guru," pungkasnya. []