Nias — Turnamen Futsal U-19 se-Kepulauan Nias yang memperebutkan Piala Pdt. Penrad Siagian resmi ditutup pada Senin, 16 Juni 2025.
Saya selalu bilang begini, ‘kalau pengalaman pertama gagal, tidak akan ada yang percaya. Pengalaman pertama harus berhasil agar semua orang percaya’, dan ini berhasil
Penutupan turnamen yang mempertandingkan tim-tim futsal putra dan putri dari berbagai wilayah di Kepulauan Nias ini dihadiri langsung oleh Anggota DPD RI, Pdt. Penrad Siagian, bersama sejumlah tokoh masyarakat, pelatih, pembina, dan stakeholder.
Laga semi final dan final menjadi puncak dari rangkaian kegiatan olahraga yang digelar untuk membangkitkan semangat generasi muda di Pulau Nias.
Dalam sambutannya, Pdt. Penrad menyampaikan apresiasi yang mendalam kepada semua pihak yang telah bekerja keras demi suksesnya penyelenggaraan turnamen ini.
“Saya mengucapkan terima kasih yang tidak terbatas kepada panitia. Kita sudah panjang bertemu dan berdiskusi sehingga acara ini bisa berjalan dengan baik. Juga kepada pembina dan pelatih, Sowua FC yang merupakan bagian dari tim. Terima kasih atas semua jeri lelahnya. Acara ini sudah selesai, dan bagi saya ini sudah berhasil,” ungkap Penrad di hadapan peserta dan penonton yang memadati lokasi pertandingan.
Penrad menegaskan bahwa keberhasilan turnamen ini sangat penting karena menjadi cerminan dari komitmen bersama dalam membina generasi muda.
Ia menyampaikan keyakinannya bahwa keberhasilan kegiatan perdana ini akan menjadi batu loncatan bagi kerja-kerja selanjutnya.
“Saya selalu bilang begini, ‘kalau pengalaman pertama gagal, tidak akan ada yang percaya. Pengalaman pertama harus berhasil agar semua orang percaya’, dan ini berhasil,” tegasnya.
Tak lupa, Penrad menyampaikan kebanggaannya kepada para peserta, khususnya tim-tim yang lolos ke babak semi final dan final.
“Adik-adik kami semua yang sudah lolos semi final dan final turnamen ini, selamat atas keberhasilannya,” katanya.
Lebih lanjut, Penrad menjelaskan bahwa turnamen ini bukan hanya ajang untuk unjuk kebolehan di lapangan futsal, melainkan memiliki tujuan sosial yang lebih dalam.
Ia ingin agar kegiatan ini menjadi sarana untuk mencegah anak-anak muda dari pengaruh negatif yang merusak masa depan.
“Turnamen ini bukan sekadar turnamen dalam bentuk olahraga sebenarnya. Ada banyak hal yang ingin kita capai melalui turnamen ini. Kita tahu di tempat-tempat lain di seluruh Indonesia ini, kejahatan-kejahatan yang menggoda anak muda kita sangat banyak, baik dalam bentuk narkoba, judi, tawuran, perkelahian, dan lain sebagainya,” jelasnya.
Penrad juga menyampaikan keprihatinannya terhadap menurunnya nilai-nilai kebersamaan, gotong royong, dan semangat tim di tengah era digital yang serba individualistik.
Ia berharap turnamen ini menjadi bagian dari upaya menghidupkan kembali nilai-nilai tersebut di tengah masyarakat, khususnya generasi muda.
“Sudah hampir hilang semangat kebersamaan, gotong royong, persaudaraan, tim, dan kerja sama. Semua sudah hampir hilang, apalagi di era digitalisasi ini. Nah, salah satu tujuan turnamen ini adalah untuk menyemangati kembali semangat-semangat yang sudah hampir luntur itu,” ucapnya.
Menurutnya, peserta turnamen yang mayoritas berusia 19 tahun berada pada titik penting dalam hidup mereka, di mana mereka akan mulai melanjutkan pendidikan atau bekerja di luar Pulau Nias.
Karena itu, ia berharap nilai-nilai yang ditanamkan dalam turnamen ini dapat mereka bawa dalam kehidupan di luar daerah.
“Adik-adik ini akan tamat SMA. Mereka mungkin akan ada yang melanjutkan study atau merantau ke luar kota atau ke luar Pulau Nias. Saya ingin, walaupun saya tidak yakin ini akan dijadikan indikator berhasil, paling tidak semangat sportivitas, kebersamaan, semangat mampu menghadapi tantangan, dan semangat juang ini akan mereka bawa,” ujarnya.
Penrad menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini tidak boleh berhenti hanya satu kali, melainkan harus terus dilanjutkan dan ditanamkan sebagai bagian dari kebiasaan generasi muda di Nias.
“Ini harus menjadi sebuah kultur, habitus, atau habitat yang harus dibangun di generasi muda kita di Pulau Nias ini,” katanya.
Ia juga menyinggung hasil pertemuannya dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara beberapa waktu lalu, di mana ia menekankan pentingnya tiga pilar utama dalam membangun masa depan anak-anak muda: pendidikan, kesehatan, dan semangat olahraga.
“Kemarin saya bertemu dengan Pemerintah Provinsi Sumatra Utara, baik itu kepala dinas dan lain-lain. Saya mengatakan bahwa pendidikan, kesehatan, dan semangat olahraga ini adalah faktor untuk menyemangati generasi muda. Itu harus kita bangun bersama-sama,” tutupnya.
Acara penutupan turnamen ini berlangsung dengan penuh semangat dan antusiasme. Para peserta dan masyarakat tampak menyambut baik kegiatan ini dan berharap turnamen serupa dapat digelar secara rutin setiap tahunnya.
Turnamen ini tidak hanya menjadi ajang kompetisi, tetapi juga momen kebangkitan semangat anak-anak muda Nias dalam menyongsong masa depan yang lebih baik.[]